Kamis, 11 November 2010

MIKROBIOLOGI


1.        PENGERTIAN MIKROBIOLOGI DAN MIKROBA

Salah satu cabang biologi yang menelaah mengenai organisme hidup berukuran mikroskopis yang meliputi: Virus, bakteri, archaea, protozoa, algae, fungi. Beberapa mikroba (algae dan, karena teknik yang sama (isolasi, sterilisasi, dan penumbuhan pada media artifisial) digunakan untuk mempelajarinya.
Ruang Lingkup Mikrobiologi
Mikrobiologi  adalah  salah satu  cabang  ilmu  dari  biologi yang mempelajari mikroba yang memerlukan  ilmu  pendukung  seperti: kimia,  fisika,  dan biokimia. Orientasi Taksonomi meliputi: virologi, bakteriologi, mikologi, fikologi, protozoologi, Mikrobiologi Pertanian, Mikrobiologi Industri, Eksomikrobiologi, Mikrobiologi Geokimia.
Pengertian Mikroba
Mikroba adalah jasad  hidup  yang  ukurannya  kecil atau mikroba atau mikroorganisme atau jasad  renik.
Penggolongan Mikroba diantara jasad hidupsecara  klasik  jasad  hidup  digolongkan menjadi dunia tumbuhan ( plantae) dan binatang ( animalia). Menurut  teori  evolusi,  setiap  jasad  akan  berkembang menuju  ke  sifat  plantae atau  animalia. Ciri Umum Mikroba: Mikroba  di  alam  secara  umum  berperanan  sebagai  produsen,  konsumen, maupun  redusen. Jasad  Produsen yaitu menghasilkan  bahan  organik  dari  bahan  anorganik dengan energi sinar matahari. Mikroba yang berperanan sebagai produsen adalah algae dan bakteri  fotosintetik. Jasad Konsumen yaitu menggunakan bahan organik yang dihasilkan oleh  produsen.  Contoh: protozoa. Jasad  redusen yaitu menguraikan bahan organik dan  sisa-sisa  jasad hidup  yang mati menjadi unsur-unsur kimia  (mineralisasi  bahan  organik),  sehingga  di  alam  terjadi  siklus  unsur-unsur  kimia. Contoh: bakteri dan jamur (fungi).
Menurut perkembangan selnya terdapat dua tipe jasad, yaitu:
  1. Prokariota  (jasad  prokariotik/primitif),  yaitu  jasad  yang  perkembangan  selnya belum sempurna
  2. Eukariota  (jasad  eukariotik),  yaitu  jasad  yang  perkembangan  selnya  telah sempurna

2.    SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI
Penemuan Animalculus
Leeuwenhoek (1633-1723), awal  terungkap mikroba sekaligus penemuan mikroskop. Sangat sederhana dengan satu  lensa  jarak  fokus  yang  sangat  pendek  perbesarannya antara 50-300 kali.
Teori dan Pendapat
Teori  Abiogenesis yaitu  animalculus  timbul dengan  sendirinya dari bahan-bahan  mati.
Teori Biogenesis yaitu Animalculus terbentuk dari “benih” animalculus yang selalu berada di udara, untuk mempertahankan pendapat penganut  teori membuktikan  dengan  berbagai percobaan diantaranya Francisco Redi, Lazarro apalanzani, Louis Pasteur.  Pasteurisasi adalah  cara  untuk  mematikan  beberapa  jenis  mikroba  tertentu  dengan menggunakan uap air panas, suhunya kurang  lebih 62oC. Sterilisasi adalah cara untuk mematikan  mikroba  dengan  pemanasan  dan  tekanan  tinggi.
Postulat Koch, dalam bentuk umum adalah sebagai berikut:
  1. Suatu  mikroba  yang  diduga  sebagai  penyebab  penyakit  harus  ada  pada  setiap tingkatan penyakit
  1. Mikroba  tersebut  dapat  diisolasi  dari  jasad  sakit  dan  ditumbuhkan  dalam  bentuk biakan murni
  2. Apabila biakan murni  tersebut disuntikkan pada hewan yang sehat dan peka, dapat menimbulkan penyakit yang sama
  3. Mikrobia dapat diisolasi kembali dari jasad yang telah dijadikan sakit tersebut
3.    STRUKTUR DAN FUNGSI SEL MIKROBA
Inti Sel
  1. Inti sel eukariotik pada interfase dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri atas 2 lapisan lemak (lipid bilayers)
  2. DNA pada inti tersebar dalam suatu struktur yang disebut kromosom
  3. Pembelahan inti dari satu menjadi dua anak inti dikenal sebagai mitosis
Membran Sel Prokariotik
  1. Permukaan luar lipid bilayers membran sel bersifat hidrofil, sedangkan permukaan dalamnya bersifat hidrofob
  2. Stabilitas membran sel disebabkan oleh kekuatan hidrofobik antara residu asam lemak dan kekuatan elektrostatis antara ujung-ujung hidrofilik
  3. Pada bilayer terdapat protein yang letaknya tenggelam (di dalam) bilayer atau terdapat pada permukaannya
Dinding sel adalah bakteri bersifat agak elastis dan tidak bersifat permeabel terhadap garam dan senyawa tertentu dengan berat molekul rendah.
Flagel merupakan salah satu alat gerak bakteri yang letaknya dapat polar, bipolar, peritrik, maupun politrik.

Kamis, 28 Oktober 2010

FISIOLOGI HEWAN

FISIOLOGI HEWAN
Fisiologi hewan adalah Ilmu pengetahuan yang membahas dan mengkaji mengenai mekanisme kerja fungsi kehidupan dan segala sesuatu yang dilakukan hewan dengan berbagai gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem hidup.
Hewan menjalankan kehidupan dipengaruhi oleh aktivitas si hewan tersebut dan juga lingkungannya, faktor tersebut memepngaruhi lingkungan internal tubuh hewan apabila berubah hewan harus mempertahankan diri atau beradaptasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Syarat penting untuk melakukan kehidupan dilingkungan eksternal maka harus bisa mempertahankan stabilitasnya lingkungan internalnya. Ada beberapa faktor internal yang harus dijaga stabilitasnya oleh hewan antara lain:
1. Keasaman atau pH
2. Kadar garam
3. Kandungan air tubuh
4. Suhu tubuh
5. Kandungan nutrien
Hewan menyesuaikan diri (baradaptasi) adalah proses timbulnya perubahan dalam tubuh hewan yang membuat hewan dapat bertahan ketika lingkungan eksternal berubah ada dua jenis dari adaptasi antara lain:
1. Aklimasi : perubahan adaptif yang terjadi pada hewan dalam kondisi yang terkendali, biasanya hanya satu atau dua faktor lingkungan yang berubah
2. Aklimatisasi : reaksi keseluruhan yang terjadi setelah perubahan-perubahan yang kompleks dari lingkungan eksternal, yang disebabkan banyak faktor sekaligus
Respon Hewan Terhadap Lingkungan
Lingkungan Luar atau Eksternal dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Lingkungan Akuatik (perairan) terbagi lagi menjadi 3, air tawar, air laut, dan air payau. Karena hampir 70% permukaan bumi ditutupi oleh air.
2. Lingkungan terrestrial (daratan)
Faktor-faktor yang berpengaruh dilingkungan akuatik yaitu: tekanan hidrostatik, kandungan zat terlarut, dan suhu.
- Tekanan Hidrostatik adalah tekanan yang ditimbulkan oleh kedalaman air. semakin tinggi kedalaman air semakin tinggi tekanan hidrostatiknya, semakin jarang ditemukan kehidupan maka berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan sel, antara lain metabolisme, struktur,dan reproduksi sel.
Peningkatan tekanan hidrostatik hingga batas tertentu ternyata dapat juga diadaptasi oleh hewan tertentu yang dinamakan HEWAN BAROTOLERAN. Hewan Barotoleran adalah hewan yang mampu hidup, berkembang, dan bereproduksi pada tekanan hidrostatik relatif tinggi (memiliki enzim yang tetap aktif pada tekanan tinggi dan memiliki susunan membran dengan ikatan khusus). Karena mampu hidup pada kandungan nutrisi yang terbatas.
Sebagian besar penyusun hewan adalah air karena air akan mempengaruhi kehidupan hewan. Apabila kadar air cukup maka reaksi metabolik lancar dan produksi maupun reproduksi juga berjalan optimal. Sebaliknya apabila kandungan air kurang maka reaksi metabolic tertekan, dan produksi maupun reproduksi terhambat. Hewan yang dapat hidup di akuatik ada 2 yaitu:
1. Hewan Osmofilik:
hewan yang tumbuh optimal pada lingkungan dengan tingkat ketersediaan air yang tinggi
(lebih dari 0,95).
2. Hewan Osmotoleran:
hewan yang mampu hidup dan berkembang biak pada lingkungan dengan tingkat ketersediaan air yang relatif rendah.

lingkungan air payau
kadar garamnya sangat bervariasi krena air tawar dari sungai mengencerkan air laut hingga jarak tertentu. Ketika air laut sedang pasang maka kadar garamnya turun karena pasokan air dari sungai meningkat. Dan ketika air laut sedang surut maka kadar garam meningkat kaarena pasokan air dari sungai menurun.
Kandungan air payau memiliki nilai fisiologisnya: Sebagai pembatas dalam penyebaran hewan, dan Sebagai pembeda hewan laut dengan hewan air tawar.

SUHU
Faktor lingkungan akuatik yang memiliki nilai fisiologis penting untuk mendukung kehidupan hewan. Suhu di dalam air tidak banyak mengalami perubahan. Maka menguntungkan bagi hewan yang hidup di lingkungan akuatik. Yaitu HEWAN POIKILOTERM: hewan yang suhu tubuhnya berubah-ubah akibat perubahan suhu lingkungan.

LINGKUNGAN TERESTRIAL
Terrestrial yaitu tempat hidup hewan yang berupa daratan. Ada beberrapa faktor lingkungan luar yang berpengaruh besar terhadap aktivitas kehidupan hewan. Diantaranya ada keuntungannya dan kekurangannya:
keuntungan :
ketersediaan oksigen
yang melimpah


ancaman:
RADIASI : kondisi tubuh yang kekurangan cairan akibat tubuh hewan kehilangan air dalam jumlah besar sehingga jumlah air dalam tubuh lebih sedikit daripada yang seharusnya.
DEHIDRASI: Perpindahan panas yang terjadi antara dua benda tanpa ada kontak langsung di antara keduanya.

KOMPONEN SISTEM UMPAN BALIK
1. Sistem Umpan Balik Negatif : perubahan suatu variabel yang dilawan oleh tanggapan yang cenderung mengembalikan perubahan tersebut ke keadaan semula. Contohnya Pada mamalia, suhu tubuh normal ialah 37oC, apabila suhu tubuh naik, bekerjanya sistem umpan balik negatif yang akan membawa tubuh ke suhu yang normal
2. Sistem umpan balik positif : perubahan suatu variabel akan menghasilkan perubahan yang semakin besar. Contohnya adalah pada proses pembekuan darah bekerja melalui mekanisme umpan balik positif, yang bertujuan untuk menghentikan perdarahan dan hasil dari proses tersebut selanjutnya bermakna sangat penting untuk mempertahankan volume darah agar tetap konstan

SEL

Adalah unit terkecil dari mahluk hidup atau organism, ada sel tunggal dan ada sel multiseluler (banyak).
Sel tunggal fungsi kehidpannya dilakukan oleh satu sel,sedangkan sel multiseluler dilakukannya oleh kerjasama atau multiselular.
Sel eukariotik memiliki nucleus, sitoplasma,organel-organel yang bentuk dan fungsi terspesilisasi antaranya: lososom, ribosom, apparatus golgi, motokondria, reptikulum endoplasmik, sentriol, sitoskeleton.

INTI (NUKLEUS)
Sebagian besar adalah beerupa DNA-DNA dan diorganisasikan datambahkan protein, maka akan menjadi kromatin, kemudian menggulung tebal dan akan menjadi kromosom. Kromosom (gen) berfungsi sebagai sintesis RNA yang mengatur karakteristik dari protein yang diperlukan untuk berbagai aktifitas enzimatik.
RIBOSOM
Ribosom adalah sentesis atau prakitan dari nucleolus, ribosom terbagi dua ada ribosom bebas, adalah protein yang dihasilkan berfungsi didalam sitosol. Dan ibosom terikat diletakan pada reptikulum endoplasmik, hasilnya berupa protein yang masuk kedalam membrane kemudian terjadi pembungkusan organel atau dikirim keluar sel.

REPTIKULUM ENDOPLASMIK
Terbagi menjadi dua ada reptikulum andoplasmik kasar dan reptikulum endoplasmik halus. Cirinya reptikulum halus tidak memiliki ribosom yang berfungsi sintesis lipid (termasuk fosfolipid dan steroid) metabolisme karbohidrat dan menawarkan obat dan racun. Sedangakn Reptikulum kasar mempunyai ribosom yangmenonjol di permukaan sitoplasmik membran yang berperan penting dalam sintesis protein.
APARATUS GOLGO
mempunyai fungsi memodifikasi unit glikoprotein dari karbohidrat dan sebagai bagian yang menyortir dan mengarahkan protein sesuai dengan tempatnya secara tepat
MEMBRAN PLASMA
berfungsi sebagai rintangan selektif, tempat pembuatan enzim dan berperan dalam metabolism sel, bahan utamanya lipid dan protein.
KOMPOSISI KIMIA SEL
sifat-sifat dasar sel antara lain:
1. Oksigen akan terikat pada karbohidrat, lemak atau protein pada setiap sel untuk melepaskan energi
2. Mekanisme umum merubah makanan menjadi energi
3. Setiap sel melepaskan hasil akhir reaksinya ke cairan disekitarnya
4. Hampir semua sel mempunyai kemampuan mengadakan reproduksi dan jika sel tertentu mengalami kerusakan maka sel sejenis yang lain akan beregenerasi.

KOMPOSISI KIMIA SEL

Antara lain Air, elektrolit, lemak, protein, karbohirat.
1. Air
Medium cairan utama dari sel adalah air, yang terdapat dalam konsentrasi 70-85%. Banyak bahan-bahan kimia sel larut dalam air, sedang yang lain terdapat dalam bentuk suspensi atau membranous.
2. Elektrolit
Elektrolit terpenting dari sel adalah Kalium, Magnesium, Fosfat, Bikarbonat, Natrium, Klorida dan Kalsium. Elekrolit menyediakan bahan inorganik untuk reaksi seluler dan terlibat dalam mekanisme kontrol sel
3. Protein
Memegang peranan penting pada hampir semua proses fisiologis dan dapat diringkaskan sebagai berikut :
Proses enzimatik, Proses transport dan penyimpanan
Proses pergerakan, Fungsi mekanik, Proses imunologis
Pencetus dan penghantar impuls pada sel saraf, dan
Mengatur proses pertumbuhan dan regenerasi

SIFAT FISIK DAN KIMIA SEL

Diantaranya kapasitas panas, panas penguapan, viskositas, dan kondisi molekul.
1. Kapasitas panas
Kapasitas panas ialah banyaknya panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 gram air setinggi 1o C. Kapasitas panas air relatif tinggi berarti untuk menaikkan suhu air setinggi 1o C diperlukan panas atau kalor dari lingkungan dalam jumlah relatif besar. Sebaliknya, jika suhu air turun sebesar 1o C, panas/kalor dalam jumlah relatif besar akan dilepaskan. Menyebabkan air sulit mengalami perubahan suhu dan sangat penting untuk menjaga kestabilan suhu lingkungan akuatik dan tubuh hewan (sebagian besar terdiri atas air)
2. Panas penguapan
Panas penguapan adalah jumlah panas/energi yang diperlukan untuk mengubah cairan menjadi gas pada suhu yang sama. Hewan untuk menurunkan suhu tubuh melalui penguapan atau dengan mekanisme berkeringat. Pada saat beraktivitas, suhu tubuh meningkat dan keringat keluar dan membasahi kulit. Panas tubuh yang berlebihan akan diserap oleh keringat. Semakin lama menempel di kulit, keringat semakin banyak menyerap panas dari tubuh, hingga akhirnya menguap. Selanjutnya, suhu tubuh kembali ke keadaan semula
3. Viskositas
Viskositas dapat diartikan sebagai kekentalan. Karena viskositas air relatif rendah, maka air mudah mengalir ke seluruh bagian ruang antarsel di dalam tubuh hewan. Kandungan air yang cukup tinggi dalam darah/cairan tubuh hewan menyebabkan aliran darah berlangsung lancar.
4. Kondisi molekul
Air mempunyai kutub elektro positif dan elektro negatif sehingga disebut molekul dwipolar atau bipolar. Keadaan dwipolar pada molekul air memberi peluang terjadinya tarik-menarik antarsesamanya, yaitu antara kutub elektro positif dari suatu molekul air dan kutub negatif dari molekul air yang lain. Hal ini menyebabkan terbentuknya suatu ikatan kimia yang dinamakan ikatan hidrogen. Kemampuan antara dua molekul zat yang sejenis untuk saling berikatan disebut daya kohesi. Karena sangat mudah berikatan, air mempunyai daya kohesi tinggi

BAHAN PENYUSUN MEMBRAN
1. Lemak
Membran sel komposisi lemaknya 42% dan bervariasi pada berbagai sel. Terdapat tiga jenis lemak yang terdapat pada membran sel yaitu fosfolipid, kolesterol dan glikolipid. Pada membran sel fosfolipid membentuk dua lapisan (lipid bilayer) dimana lapisan hidrofilik terletak pada bagian luar (berhadapan dengan cairan ekstrasel) dan bagian dalam sel (berhadapan dengan sitoplasma), sementara bagian hidrofobik terletak antara kedua lapisan hidrofilik ini. Kemampuan fosfolipid untuk membentuk membran disebabkan oleh struktur molekulernya. Keberadaan molekul/senyawa amfipatik tersebut memungkinkan terbentuknya susunan lipid lapis ganda pada membran (lipid bilayer)
2. Protein
Protein pada membran sel terbagi atas protein integral dan protein perifer. Sebagian besar protein integral membentuk channel pada membran atau membentuk pompa sebagai tempat lewatnya ion-ion. Sementara protein perifer biasanya hanya terikat dengan protein integral atau dengan bagian hidrofilik membran, dan umumnya protein perifer ini membentuk enzim
3. Karbohidrat
Ada dua macam karbohidrat pada membran, yaitu kompleks polisakarida yang merupakan hasil sekresi sel dan karbohidrat yang berikatan secara kovalen dengan membran. Ikatan kovalen antara karbohidrat dan lipid membentuk struktur glikolipid, sedangkan ikatan kovalen karbohidrat dengan protein membentuk struktur glikoprotein. Glikolipid dan glikoprotein secara bersamaan membentuk struktur glikokalik pada membran sel. Karbohidrat berfungsi meningkatkan hidrofilisitas lemak dan protein, mempertahankan stabilitas membran oleh adanya struktur yang disebut glikokaliks. Glikokaliks akan berinteraksi dengan glikokaliks sel lain sehingga berfungsi melekatkan satu sel dengan sel yang lainnya

SIFAT MOLEKUL PENYUSUN MEMBRAN
1. Antara molekul lipid penyusun membran maupun antara lipid dan protein tidak disatukan oleh ikatan kovalen.
2. Lapisan ganda lipid membran bersifat cair (fluid atau mudah mengalir) sehingga mudah bergerak dengan arah horizontal, vertikal, atau gerak berputar di tempatnya (rotasi).
3. Keadaan protein pada membran dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penyebaran protein tidak merata (membentuk mosaik)
b. Protein integral/intrinsik yang bersifat hidrofob terbenam di tengah lapisan ganda lipid.
c. Protein perifer/ekstrinsik bersifat hidrofilik, akibat adanya gaya tarik elektrostatik dari kepala polar pada lapisan lipid.
d. Protein dapat bergerak bebas (geraknya dibatasi oleh gaya tarik-menarik di antara molekul protein.
4. Karbohidrat pada membran dapat berupa oligosakarida atau polisakarida.
a. Oligosakarida yang berkaitan dengan lipid membran membentuk glikolipid.
b. Polisakarida yang berkaitan dengan protein membran membentuk glikoprotein.
5. Struktur membran distabilkan oleh adanya kolesterol pada membran.

BEBERAPA MACAM CARA TRANSPOR ZAT MELALUI MEMBRAN
1. Transfor ion chanel
2. Transfor aktif terbagi lagi menjadi 3:
a. Transpor Aktif Primer
b. Transpor Aktif Sekunder : Transpor Sekunder co-transpor, Transpor Sekunder counter-transpor.
c. Fagositosis dan Pinositosis
1. Transpor Ion Channel
Khusus bagi ion-ion yang sulit ditranspor secara difusi akibat muatan listriknya. Ion channel ini mempunyai sifat yang sangat selektif dan terbukanya channel tersebut akibat potensial listrik sepanjang membran sel dan melalui ikatan channel dengan hormon atau neurotransmitter
2. Transpor Aktif
a. Transpor aktif primer
Transpor aktif primer memakai energi langsung dari ATP, misalnya pada pompa ion Na-K dan Ca. Pada pompa Na-K, tiga ion Na akan dipompa keluar sel sedang dua ion K akan dipompa kedalam sel. Pada pompa Ca, ion Ca akan dipompa keluar sel agar konsentrasi ion Ca dalam sel rendah
b. Transpor aktif sekunder
1. Transpor sekunder co-transpor
Glukosa atau asam amino akan ditranspor masuk dalam sel mengikuti masuknya Natrium. Natrium yang masuk akibat perbedaan konsentrasi mengikut sertakan glukosa atau asam amino ke dalam sel, meskipun asam amino atau glukosa di dalam sel konsentrasinya lebih tinggi dari luar sel, tetapi asam amino atau glukosa ini memakai energi dari ion Na (akibat perbedaan konsentrasi Na). Sehingga glukosa atau asam amino ditranspor secara transpor aktif sekunder co-transpor
2. Transpor sekunder counter-transpor
Masuknya ion Na ke dalam sel akan menyebabkan bahan lain ditranspor keluar. Misalnya pada Na-Ca exchange dan Na-H exchange. Pada Na-Ca exchange, tiga ion Na akan ditranspor kedalam sel, untuk setiap satu ion Ca yang ditranspor keluar sel, hal ini untuk menjaga kadar ion Ca intrasel, sebagai contoh pada kontraksi otot jantung. Na-H exchange terutama berperan mengatur konsentrasi ion Na dan Hidrogen dalam tubulus proksimal ginjal, sehingga turut mengatur pH dalam sel
c. Fagositosis dan Pinositosis
Untuk partikel-partikel besar, misalnya bakteri melalui ditranspor mekanisme fagositosis (eksositosis, endositosis) dan pinositosis
Pinositosis disebut juga drinking cell, sebab yang ditranspor adalah molekul yang mengandung cairan ekstrasel. Molekul tadi ditelan seluruhnya dan terbentuk dalam vesikel pinositik. Mekanisme ini sama dengan proses fagositosis, hanya saja molekul pada fagositosis lebih padat misalnya bakteri atau bagian sel yang rusak
contoh kejadian transpor zat melalui membran
transpor zat melalui membran antara lain:
1. Osmosis adalah perpindahan air atau zat pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Sebagai contoh, jika ada dua macam larutan, misalnya larutan NaCl 5% dan 10%, maka perpindahan air dari larutan NaCl 5% ke larutan NaCl 10% merupakan proses osmosis
2. Difusi ialah perpindahan molekul/partikel zat terlarut dari larutan yang lebih pekat ke larutan yang lebih encer, apabila di antara NaCl 5% dan 10% dalam contoh di atas terdapat membran pembatas yang bersifat permeabel terhadap NaCl, NaCl dapat menembus membran tersebut dan berpindah dari larutan NaCl 10% ke larutan NaCl 5% hingga terjadi kesetimbangan. Perpindahan NaCl tersebut dinamakan difusi.
3. Cara difusi yang dipermudah dengan dibantu protein pembawa (karier = pengemban) yang terdapat pada membran, selanjutnya zat yang akan ditranspor harus dapat berikatan dengan protein karier pada membran, kemudian membentuk kompleks substrat-protein yang dapat larut dalam lapisan lipid membran.
Contoh: gula yang diangkut dari lumen usus ke sel epitel usus. Gula merupakan molekul yang dapat larut dalam air sehingga seharusnya dapat menembus membran sel melalui pori-pori membran sel. Akan tetapi, ukuran molekul gula lebih besar daripada ukuran pori pada membran sehingga molekul gula sulit melewati membran sel tersebut. Untuk dapat melewati membran, molekul gula memerlukan bantuan molekul protein pembawa yang bersifat khusus
FISIOLOGI SARAF
Polarisasi
Apabila sel saraf dalam keadaan istirahat karena polar tidak menjalankan rangsang dan muatan yang lebih negatif berada disisi dalam membran, sedangkan yg positif berada disisi luar membran. Dan kedua muatan membran sel saraf tersebut impermeabel terhdap ion natrium, dan permeabel terhadap ion kalium.

potensial istirahat
Besarnya potensial membran yang diukur saat sel dalam keadaan istirahat, besarnya bervariasi, tergantung pada jenis selnya dan hal ini menunjukkan keadaan elektrolis antara sisi dalam membran dengan sisi luar membran. perbedaan potensial tersebut disebabkan oleh adanya distribusi ion natriun dan kalium yang tidak seimbang di antara kedua sisi membran sel saraf.
Depolarisasi
Rangsang masuk ke membran sel saraf terjadi perubahan elektrokimia fisiologi antaranya permeable (Na) dan Impermeabel (Ka). Ion Na berdifusi dan Ka ditahan. Perubahan nya yang didalam bermuatan (+) dan yang diluar (-). Lalu sel mengalami Depolarisasi, maka terjadilah perubahan impuls yaitu gejala perubahan elektrokimia khas yang terjadi pada membran yang dirangsang, dan POTENSIAL AKSI yaitu potensial membran yang diukur pada saat sel terdepolarisasi.
PENJALARAN IMPULS
Penjalaran impuls : peristiwa penjalaran potensial aksi di sepanjang akson yang terjadi secara konduksi dan lambat. Kecuali akson bermielin, impuls menyebar dengan sangat cepat, karena bagian akson yang bermielin tidak dapat ditembus ion, ion hanya keluar dan masuk aksoplasma pada bagian simpul Ranvier yang tidak dilapisi selubung mielin
PERIODE REFRAKTER
• Periode refrakter absolut ialah jangka waktu tertentu saat sel saraf benar-benar tidak dapat menanggapi rangsang yang diberikan untuk kedua kalinya, apapun jenis rangsangnya dan berapa pun kekuatan rangsang yang diberikan. Periode ini biasanya berlangsung pada awal repolarisasi
• Periode refrakter relatif ialah jangka waktu pada akhir repolarisasi, yang mana sel saraf kemungkinan sudah dapat kembali menanggapi rangsang, asalkan rangsang yang diberikan lebih kuat daripada rangsang sebelumnya atau jenis rangsangnya berbeda
Perpindahan Impuls Melintasi Sinaps
Impuls masuk ke sel akson dan ada juga yang masuk ke sel lainnya, kemudian impuls melintasi sinaps (tempat pertemuan antara akson dari suatu sel saraf dengan sel saraf lainnya atau dengan sel lain). Maka dari perpindahan impul tersebut akan muncul tranmisi sinaptik dan tranmisi sinaptik ini terbagi menjadi dua yaitu transmisi elektrik (pada sinaps elektrik), dan transmisi kimia (pada sinaps kimiawi).
Tranmisi elektrik
Penjalaran impuls dengan cara konduksi langsung pada sinaps yang memiliki celah sempit, sinaps yang bekerja dengan cara transmisi elektrik disebut sinaps elektrik, contohnya pada invertebrata (misalnya Artropoda dan Annelida) dan vertebrata (ikan).Pada ikan, sinaps elektrik berperan penting dalam proses melarikan diri.
Tranmisi kimiawi
Penjalaran impuls dengan bantuan neurotransmiter pada sinaps yang memiliki celah lebar, sinaps yang bekerja dengan cara transmisi kimia disebut sinaps kimia. Neurotransmiter diperlukan karena celah sinaps relatif lebar.
Organisasi Sistem Saraf
Saraf atau Neuron terbagi menjadi dua yaitu dendrit dan akson, dendrit sebagai reseptor, dan akson sebagai pembentuk sinaps dengan beberpa jenis sel faktor. Dengan adanya organisasi saraf tersebut maka hewan akan tanggap pada perubahan lingkungan dan mampu melaksanakan fungsi kehidupan.
Paramaecium
hewan dengan sejumlah besar cilia yang menutupi seluruh permukaan tubuhnya. Dan silianya dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya bergerak dan memperoleh makanan
• Jala Saraf : ialah susunan organisasi saraf yang menyerupai jala. Jala saraf dapat ditemukan pada hewan karang dan ubur-ubur. Susunan saraf yang terdapat pada bagian atas tubuh ubur-ubur berfungsi untuk mengkoordinasikan gerakan, sedangkan jala saraf yang terdapat pada tentakel berfungsi sebagai reseptor sensoris
• Tali Saraf : adalah susunan organisasi sistem saraf yang berupa traktus atau kumpulan serabut saraf. Tali saraf pada umumnya terbentang di sepanjang tubuh. Jaringan saraf pada daerah kepala biasanya mengalami perkembangan lebih baik daripada bagian tubuh lainnya. Perkembangan jaringan saraf pada daerah kepala itu disebut sefalisasi
RANGSANG
Setiap organisme pastinya mengalami rangsangan baik dari dalam maupun dari luar. Alat sebagai penerima rangsang disebut reseptor dan yang tanggap efektor.
TANGGAP PERUBAHAN GERAK
Sel mengandung sitoskeleton yang berfungsi untuk bergerak kenapa bisa bergerak karena ada
aliran sitoplasmik

SISTEM RANGKA HEWAN
Rangka Hidrostatik : terdapat pada invertebrata yang bertubuh lunak, contoh: annelida. Fungsi:mirip dengan gerakan ameboid
Rangka luar : terdapat di luar tubuh contoh: moluska dan ArtropodaFungsi melindungi diri dan pelekatan otot
Rangka dalam : terdapat di dalam tubuh, contoh: vertebrata, pada invertebrata rangka mengandung berbagai garam kalsium dan fungsi sama dengan hewan lain






























FISIOLOGI RESEPTOR DAN EFEKTOR

Rangsang di bagi menjadi 2 yaitu:

• Rangsang dari dalam
• Rangsang dari luar
Alatnya :
• Reseptor : terima
• Efektor : tanggap

Reseptor → jenis –jenis rangsang :

 Kemoreseptor : rangsang suhu
 Mekanoreseptor : untuk menerima rangsang berupa tekanan,suara,gerakan.
 Fotoreseptor : rangsang cahaya
 Magnetoreseptor : rangsang medan magnet
 Elektroreseptor : rangsang listrik

Lokasi rangsang reseptor :

Fisiologi Endokrinologi

Merupakan cabang ilmu biologi yang membahas tentang Hormon dan aktivitasnya. Hormon yaitu “satu dari sistem komunikasi utama dalam tubuh meskipun kadarnya hanya dalam jumlah yang sangat kecil namun dapat menjalankan atau menghentikan proses-proses metabolik”.Hormon merupakan senyawa kimia,terdapat dalam darah dengan kadar yang sangat rendah,berfungsi untuk mengatur metabolisme jaringan dan disekresi oleh sel khusus.

Hormon dalam kehidupan berperan sebagai: Perkembangan,Pertumbuhan,Peredaran
darah,Denyut Jantung (Semua aktivitasnya bekerjasama dengan sistem saraf),Osmoregulasi,Pergantian kulit,Reproduksi,Pengeluaran,Regenerasi,Komposisi darah.
• Komponen Penyusun Organ Endokrin:Sel Neurosekretori & Sel Endokrin sejati
• Klasifikasi hormon berdasarkan struktuir kimia: Hormon protein, Hormon steroid, Hormon asam amino, zat kimia yang menyerupai hormone

Fisiologi Pencernaan

Bahan makanan masuk kedalam sistem pencernaan ,kemudian diserap dan digunakan pada tubuh hewan,Adapun cara memperoleh makanan berdasarkan kemampuan hewan di bagi dalam dua kelompok yaitu :
• Hewan Heterotrof → Kemampuannya untuk mensintesis senyawa organik sangat terbatas dan berusaha memenuhi semua kebutuhannya dari tumbuhan dan hewan lain
• Hewan Mesotrof → hewan yang dapat mensintesis sendiri berbagai senyawa organik esensial, namun masih memerlukan faktor pertumbuhan yang tidak dapat disintesis sendiri sehingga tetap memerlukan senyawa organik dari sumber lain.

Senin, 31 Mei 2010

laporan praktikum aves

BAB I
PENDAHULUAN

Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil.
Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang membuat sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar alias tempua, rangkong, walet, dan namdur.
Anak-anak burung yang baru menetas umumnya masih lemah, sehingga harus dihangatkan dan disuapi makanan oleh induknya. Kecuali pada jenis-jenis burung gosong, di mana anak-anak burung itu hidup mandiri dalam mencari makanan dan perlindungan. Anak burung gosong bisa segera berlari beberapa waktu setelah menetas, bahkan ada pula yang sudah mampu terbang.
Jenis-jenis burung umumnya memiliki ritual berpasangan masing-masing. Ritual ini adalah proses untuk mencari dan memikat pasangan, biasanya dilakukan oleh burung jantan. Beberapa jenis tertentu, seperti burung merak dan cenderawasih, jantannya melakukan semacam tarian untuk memikat si betina. Sementara burung manyar jantan memikat pasangannya dengan memamerkan sarang setengah jadi yang dibuatnya. Bila si betina berkenan, sarang itu akan dilanjutkan pembuatannya oleh burung jantan hingga sempurna; akan tetapi bila betinanya tidak berkenan, sarang itu akan dibuang atau ditinggalkannya.
Burung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis burung, seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting; daging maupun telurnya.
Di samping itu, orang juga memelihara burung untuk kesenangan dan perlombaan. Contohnya adalah burung-burung merpati, perkutut, murai batu dan lain-lain. Burung-burung elang kerap dipelihara pula untuk gengsi, gagah-gagahan, dan untuk olahraga berburu. Banyak jenis burung telah semakin langka di alam, karena diburu manusia untuk kepentingan perdagangan tersebut. Selain itu populasi burung juga terus menyusut karena rusaknya habitat burung akibat kegiatan manusia. Oleh sebab itu beberapa banyak jenis burung kini telah dilindungi, baik oleh peraturan internasional maupun oleh peraturan Indonesia. Beberapa suaka alam dan taman nasional juga dibangun untuk melindungi burung-burung tersebut di Indonesia.
Yang menyenangkan, beberapa tahun belakangan ini telah tumbuh kegiatan pengamatan burung (birdwatching) di kalangan pemuda dan pelajar. Kegiatan yang menumbuhkan kekaguman dan kecintaan pada jenis-jenis burung yang terbang bebas di alam ini, sekaligus merintis kecakapan meneliti alam terutama kehidupan burung di kalangan generasi muda tersebut.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pernafasan (Respirasi) Pada Aves
Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang sepenuhnya berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung tertentu bisa memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Karenanya, paru-paru hewan menyusui tidak dapat menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan burung. Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda.
Pada hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-saluran, dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah berlawanan meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.
Sebaliknya, pada burung, aliran udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi. Michael Denton, seorang ahli biokimia Australia serta kritikus Darwinisme yang terkenal menjelaskan paru-paru unggas sebagai berikut:
Dalam hal burung, bronkhus (cabang batang tenggorokan yang menuju paru-paru) utama terbelah menjadi tabung-tabung yang sangat kecil yang tersebar pada jaringan paru-paru. Bagian yang disebut parabronkhus ini akhirnya bergabung kembali, membentuk sebuah sistem peredaran sesungguhnya sehingga udara mengalir dalam satu arah melalui paru-paru. Meskipun kantung-kantung udara juga terbentuk pada kelompok reptil tertentu, bentuk paru-paru burung dan keseluruhan fungsi sistem pernapasannya sangat berbeda. Tidak ada paru-paru pada jenis hewan bertulang belakang lain yang dikenal, yang mendekati sistem pada unggas dalam hal apa pun. Bahkan, sistem ini mirip hingga seluk-beluk khususnya pada semua burung.
Aves bernafas dengan paru-paru yang berhubungan dengan kantong udara (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke leher, perut dan sayap.
Kantong udara terdapat pada :
• Pangkal leher (servikal)
• Ruang dada bagian depan (toraks anterior)
• Antar tulang selangka (korakoid)
• Ruang dada bagian belakang (toraks posterior)
• Rongga perut (saccus abdominalis)
• Ketiak (saccus axillaris)
Fungsi kantong udara :
• Membantu pernafasan terutama saat terbang
• Menyimpan cadangan udara (oksigen)
• Memperbesar atau memperkecil berat jenis pada saat burung berenang
• Mencegah hilangnya panas tubuh yang terlalu banyak
Paru-Paru Khusus Pada Burung Burung mempunyai bentuk tubuh yang jauh berbeda dengan binatang yang dianggap sebagai nenek moyangnya, reptil. Paru-paru burung bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda dengan hewan menyusui. Hewan menyusui menghirup dan membuang udara melalui batang tenggorokan yang sama. Namun pada burung, udara masuk dan keluar melalui ujung yang berlawanan. "Rancangan" khusus semacam ini diciptakan untuk memberikan volume udara yang diperlukan saat terbang. Evolusi bentuk seperti ini dari reptil tidaklah mungkin.
Inspirasi : udara kaya oksigen masuk ke paru-paru. Otot antara tulang rusuk (interkosta) berkontraksi sehingga tulang rusuk bergerak ke luar dan tulang dada membesar. Akibatnya teklanan udara dada menjadi kecil sehingga udara luar yang kaya oksigen akan masuk. Udara yang masuk sebagian kecil menuju ke paru-paru dan sebagian besar menuju ke kantong udara sebagai cadangan udara.
Ekspirasi : otot interkosta relaksasi sehingga tulang rusuk dan tulang dada ke posisi semula. Akibatnya rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi lebih besar dari pada tekanan udara luar. Ini menyebabkan udara dari paru-paru yang kaya karbondioksida ke luar.
Aliran udara searah dalam paru-paru burung didukung oleh suatu sistem kantung udara. Kantung-kantung ini mengumpulkan udara dan memompanya secara teratur ke dalam paru-paru. Dengan cara ini, selalu ada udara segar dalam paru-paru. Sistem pernafasan yang rumit seperti ini telah diciptakan untuk memenuhi kebutuhan burung akan jumlah oksigen yang tinggi.
Pernafasan burung saat terbang :
Saat terbang pergerakan aktif dari rongga dada tidak dapat dilakukan karena tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal perlekatan otot yang berfungsi untuk terbang. Saat mengepakan sayap (sayap diangkat ke atas), kantong udara di antara tulang korakoid terjepit sehingga udara kaya oksigen pada bagian itu masuk ke paru-paru.
B. Sistem Pencernaan Pada Aves
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.
Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1. Paruh: merupakan modifikasi dari gigi,
2. Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk,
3. Faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat,
4. Lambung terdiri atas:
Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.
Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hen’s teeth”,
5. Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.
Terbang merupakan memerlukan sejumlah besar kekuatan. Karena itulah burung memiliki perbandingan jaringan otot terhadap massa tubuh yang terbesar daripada semua makhluk. Metabolisme tubuhnya juga sesuai dengan kekuatan otot yang tinggi. Rata-rata, metabolisme tubuh suatu makhluk berlipat dua kali sewaktu suhu tubuh meningkat sebesar 50°F (10°C). Suhu tubuh burung gereja yang sebesar 108°F (42°C) serta suhu tubuh burung murai (Turdus pilaris) setinggi 109,4°F (43,5°C) menunjukkan betapa cepat kerja metabolisme tubuh mereka. Suhu tubuh yang tinggi seperti itu, yang dapat membunuh makhluk darat, justru sangat penting bagi burung untuk bertahan hidup dengan meningkatkan penggunaan energi, dan, karena itu pula, kekuatannya.
Karena kebutuhan mereka akan banyak energi, burung juga mempunyai tubuh yang mencerna makanan yang mereka makan dalam cara yang optimal. Sistem pencernaan burung memungkinkan mereka memanfaatkan dengan cara terbaik makanan yang mereka makan. Misalnya, seekor bayi bangau menggunakan 2,2 lbs (1 kg) dari massa tubuhnya untuk setiap 6,6 lbs (3 kg) makanan. Pada hewan menyusui dengan pilihan makanan yang serupa, perbandingan ini adalah sekitar 2,2 lbs (1 kg) hingga 22 lbs (10 kg). Sistem peredaran burung juga telah diciptakan selaras dengan kebutuhan energi tinggi mereka. Jika jantung manusia berdetak 78 kali per menit, jumlah detakan adalah 460 untuk burung gereja dan 615 untuk burung murai. Begitu pula, peredaran darah pada burung pun sangat cepat. Oksigen yang memasok seluruh sistem yang bekerja cepat ini disediakan oleh paru-paru unggas khusus.
C. Sistem Reproduksi Pada Aves
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.
1. Sistem Genitalia Jantan.
a. Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.
b. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.
2. Sistem Genitalia Betina.
a. Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen.
b. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
3. Proses Festilisasi
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
D. Sistem Peredaran Darah Pada Aves
Alat-alat transportasi pada burung merpati terdiri atas jantung dan pembuluh darah. Jantung terdiri atas empat ruang yaitu serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri dan bilik kanan. Darah yang banyak mengandung oksigen yang berasal dari paru-paru tidak bercampur dengan darah yang banyak mengandung karbondioksida yang berasal dari seluruh tubuh. Peredaran darah burung merupakan peredaran darah ganda yang terdiri atas peredaran darah kecil dan peredaran darah besar.
E. Pengaturan Suhu Tubuh Pada Aves
Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia.
Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan karena kontak dengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer panas antar obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar matahari. Evaporasi proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan dalam bentuk gas.
Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya.
F. Marmot
Marmot adalah sejenis hewan pengerat dari famili Sciuridae (bajing) dengan genus Marmota. Marmot umumnya hidup di daerah pegunungan, seperti Alpen atau Pirenia di Eropa, Pegunungan Rocky atau Sierra Nevada di Amerika Serikat, dan Kanada bagian utara. Marmot umumnya membuat sarang di dalam tanah dan melakukan hibernasi selama musim dingin. Kebanyakan marmot tergolong hewan sosial; marmot berkomunikasi satu sama lain dengan siulan nyaring, terutama jika merasa ada bahaya.
Nama marmot berasal dari bahasa Latin mures monti ("tikus gunung"), dari bahasa Latin Klasik mures alpini ("tikus Alpen"). Hewan lain yang berukuran serupa tetapi lebih bersifat sosial, anjing prairi, tidak digolongkan dalam genus Marmota, tetapi dalam genus Cynomys. Sementara itu, dalam bahasa Indonesia, tikus belanda (guinea pig) sering disebut juga sebagai marmot, walaupun sebenarnya hewan pengerat tersebut berasal dari famili yang berbeda. Makanan utama marmot ialah tumbuh-tumbuhan, misalnya rumput-rumputan, buah beri, lumut kerak, lumut daun, akar-akaran, dan bunga.






BAB III
PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN
A. Data Pengamatan Burung Merpati

Kingdom : Anmalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Columba
Spesies : Columba livia









1. Bentuk Luar
a. Paruh (maksila= paruh bagian atas, mandibula = paruh bagian bawah),

b. Mata memiliki iris, pupil, kelopak mata dan membrane niktitans ( selaput kejap )

c. Sayap memiliki alula, bulu sayap primer, sekunder dan tersier.
d. Lubang telinga berbulu dan terdapat penutup dari bulu.
e. Ekor , terdapat kelenjar minyak pada ekor, apabila di pijit ada minyakyang keluar.

f. Amati dan gambar stuktur bulu :
1. Bulu sayap (Remiges)
2. Bulu ekor (Rechices)
3. Bulu penutup (Tectrices)


4. Bulu kapas (plumulae) dan Bulu jarum (filoplumae)








g. Kaki (tarsometatarsus) : mempunyai kulit dengan sisik-sisik tanduk (seperti reptile) jarinya terdapat empat buah dan arahnya 3 kebelakang dan 1 kedepan.

h. Pterilae lubang bekas melekatnya bulu susunannya teratur dan disebut pterilae dan terdapat ordo carinatae. Tiap ordo mempunyai susunan yang sama.
i. Menentukan letak humerus,radius,ulna,caprpo-metakarpal dan jari I, jari II, dan jari III
.






2. Pembedahan
a. Pengamatan gelembung udara
b. Rongga mulut


c. Otot pektolaris minor (di bagian dalam) otot pektolaris mayor (di sebelah luar).

d. Situs viscerum ,Pengamatan tembolok, proventikulus, ventrikulus (gizzard =ampela), paru-paru, jantung, hati, usus halus, pancreas, limfa, usus besar, usus buntu, rectum, ginjal, ureter, ovarium, uterus dan kloaka.




















B. Data Pengamatan Marmot

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Sub Ordo : Hystricomorpha
Famili : Caviidae
Genus : Cavia
Species : Cavia sp


1. Pengamatan Morfologi
a. Sekema tubuh marmot pada bagian kepala terdapat :
• Sepasang mata
• Sepasang telinga
• Lubang hidung
• Mulut terdapat :
• gigi seri atau insisivus
• gigi graham susu atau premolar
• gigi taring atau caninus
• gigi graham besar atau molat
• Lidah
• Langit-langit
• Koana

b. Sekema tubuh marmot pada bagian badan terdapat :
• Seluruh tubuh diselimuti rambut
• Memiliki duapasang kaki, pada kaki depan jarinya berjumlah 4 dan pada kaki belakang berjumlah 3
c. Pengamatan organ visceral dan bagian rongga perut terdapat :
• Diafragma yang memisahkan antara rongga perut dan rongga dada.
• Tulang rusuk yang berjumlah 13 yang terdiri dari 6 tulang sejati, 3 tulang palsu dan 4 tulang melayang
• Kerongkongan/esophagus
• Ventrikulus/lambung
• Pylorus
• Duodenum/usus duabelas jari
• Hepar berwarna coklat
• Fesica felea/kandung empedu, berwarna kebiruan
• Pancreas melekat pada lambung dan duodenum
• Jejunum
• Ileum
• Apendiks/usus batu
• Colon
• Rectum
• Anus
d. Pengamatan Sistem Urogenital terdapat :
• Sepasang ginjal yang berwarna merah tua dengan ureter yang akan bermuara pada fesica urinaria.
• Sepasang kelenjar kelamin jantan atau testes (pada marmot jantan)
• Sepasang ovarium yang berada dikiri dan kanan ginjal
• Organ asesoris
2. Gambar- gambar morfologi pada marmot
• Bagian kepala

Gambar bagian mulut

Gambar bagian gigi susu dan gigi seri
• Bagian Badan

Gambar bagian dada

Gambar tulang rusuk

Gambar diafragma

Gambar usus besar dan usus halus

Gambar ginjal

Gambar organ asesoris pada jantan

Gambar testes pada jantan

Gambar system pencernaan





















BAB IV
KESIMPULAN

Merpati adalah burung berbadan gempal dengan leher pendek dan paruh ramping pendek dengan cere berair. Spesies yang umumnya dikenal sebagai "merpati" adalah merpati karang liar, umum digunakan di banyak kota.
Merpati mebangun sangkarnya dari ranting dan sisa-sisa lainnya, yang ditempatkan di pepohonan, birai, atau tanah, tergantung spesiesnya. Mereka mengerami satu atau dua telur, dan kedua induknya sangat memedulikan anaknya, yang akan meninggalkan sangkarnya setelah 7 hingga 28 hari.
Marmot adalah sejenis hewan pengerat dari famili Sciuridae (bajing) dengan genus Marmota. Marmot umumnya membuat sarang di dalam tanah dan melakukan hibernasi selama musim dingin. Kebanyakan marmot tergolong hewan sosial; marmot berkomunikasi satu sama lain dengan siulan nyaring, terutama jika merasa ada bahaya.

Jumat, 26 Maret 2010

Nama Ilmiah Tumbuhan

No Nama Umum Nama Latin

1 Abei Fragaria
2 Abrosia Abrosia spp
3 Abutilon Abutilon spp
4 Acer Acer palmatum
5 Adas Foeniculum vulgare
6 Adas Sowa Aqethum grave
7 Adas-adasan Gomphrena globosa
8 Aechmea Aechmea
9 Aesculus Aesculus hippocastanum
10 Ageratum Ageratum
11 Aglaonema Aglaonema sp
12 Aglaonema Silver Aglaonema commutatum
13 Aglaonema Treubi Aglaonema treubi
14 Agropiron Agropiron
15 Akalifa Acalypha sp


16 Akalifa (Ekor tupai) Acalypha wilkesiana
17 Akar Gomet Pericamphylus glaucus
18 Akar Kelimpar Embalia ribes Burm
19 Akar Kepayang Hodgsonia macrocarpa
20 Akar Kucing Toddalisa asiatica
21 Akar Naga Poliypodium feei
22 Akar Rumput Alternanthera sessilis
23 Akar Sambang Merremia peltata
24 Akar Slemang Merremia umbellata
25 Akar Wangi Andropogon zizanioides
26 Akasia Cassia sp
27 Alamanda Alamanda chatartica
28 Alang-alang Imperata cylindrica
29 Alba Rosa Cordyline terminalis
30 Aleander Nerium oleamder
31 Almond Prunus dulcis
32 Alpukat Persea americana
33 Alstroemeria Alstroemeria
34 Aluminium kadri Pilea cadierei
35 Alvalva Medicago sativa
36 Alvalva Kuning Medicago falcata
37 Ambong-ambong Bidens
38 Ambong-ambong (Ketul) Bidens pilosa
39 Ambra Pelargonium radula
40 Andevi Chicorium endivia
41 Andong Rhadamnia cinerea
42 Anemon Korona Annemon coronaria
43 Anggrek Orcidaceae
44 Anggrek Bulan Phalaenopsis amabilis
45 Anggrek Buntut Bajing Rhinchostylis retusa
46 Anggrek Dendro Dedrobium sp
47 Anggrek Dendro Larat Dendrobium phalaenopsis
48 Anggrek Dendro Merpati Dendrobium crumenatum
49 Anggrek Dendro Rusa Dendrobium veratroides
50 Anggrek Dendro Sumba Dendrobium purpureum
51 Anggrek Ekor Tupai Rhinchostylis retusa
52 Anggrek Eria Kancil Eria javanica
53 Anggrek Eria Konde Eria albido tomentosa
54 Anggrek Eria Lili Eria hyachintoides
55 Anggrek Eria Lily Eria hyachintoides
56 Anggrek Eria Mawar Eria flvascen
57 Anggrek Eria Rotan Eria compressa
58 Anggrek Hitam Coelogyne pandurata
59 Anggrek Kalajengking Arachnis flos-aeris
60 Anggrek Kasut Paphiopedilum sp
61 Anggrek Kasut Belang Paphiopedilum lowii
62 Anggrek Kasut Berbulu Paphiopedilum glaucophyllum
63 Anggrek Kasut Hijau Paphiopedilum javanicum
64 Anggrek Kasut Kumis Cypripedium chamberlalianum
65 Anggrek Kasut Pita Paphiopedilum tonsum
66 Anggrek Kepang Pholidota imbricata
67 Anggrek Macan Gramatophyllum sp
68 Anggrek Mata Sapi Dendrobium anosum
69 Anggrek Oncidium Oncidium sp
70 Anggrek Tanah Spathoglottis aurea
71 Anggrek Tanah Apuy Phajus tankervilliae
72 Anggrek Tanah Coklat Phajus callosus
73 Anggrek Tanah Kuning Phajus flavus
74 Anggrek Tebu Gramatophyllum speciosum
75 Anggrek Vanda Vanda
76 Anggrung Irema orientalis
77 Anggur Vitis vinifera
78 Anggur Amerika Selatan Vitis labrusca
79 Anggur Bali Alphonso lavalle
80 Anggur Merah Vitis vinifera
81 Angsana Pterocarpus indica
82 Annemon Annemon
83 Anthurium Anthurium sp
84 Anthurium Flamingo Anthurium adreanum
85 Anthurium Keris Anthurium reneissance
86 Anthurium Kuping gajah Anthurium crystallinum
87 Anting Putri Wrightia religiosa
88 Anting-anting Fuchsia
89 Anyang-anyang Elaeocarpus glandiflorus
90 Anyelir Dianthus caryophyllus
91 Apel Malus silveltris
92 Apisditra Apisditra elatior
93 Aprikot Prunus mume
94 Apung Azzola pinnata
95 Ara Ficus pumnila
96 Aren Arenga pinnata
97 Areuy kawao Milletia sericea
98 Areuy ki asahan Tetracera indica Merr
99 Articoke Cynara scolimus
100 Asam Gelugur Garcinia atroviridis
101 Asam Jawa Tamarindus indica
102 Asam Londo Pithecolobium dulce
103 Asam Selong Eugenia uniflora
104 Asiri Laurus nobilis
105 Asparagus Asparague officinalis
106 Asparagus Vigna sesquipedalis
107 Aster Aster novae-angeliae
108 Awar awar Ficus septica
109 Azela (rumput azela) Rhododendrum sp
110 Babydoll Cordyline terminalis
111 Bacang Mangifera foetida
112 Bakau Bruguiera conyugata
113 Bakung Crinum asiaticum
114 Balam Palaquium qutta
115 Balam Merah Mallotus paniculate
116 Balam Merah Palaquium rostratum
117 Bambu Apus Gigantochloa apus
118 Bambu Ater Gigantochloa atter
119 Bambu Ater Gigantochloa atter
120 Bambu Bangkok Schizostachym caudatum
121 Bambu Batu Dendrocalamus strictus
122 Bambu Betung Dendrocalamus asper
123 Bambu Botol Schizostachyum zollingeri
124 Bambu Cangkoreh Dinochloa scandens
125 Bambu Cendani Phyllostachys sp
126 Bambu Duri Bambusa spinosa
127 Bambu Embong Bambusa horsfieldii
128 Bambu Gading Bambusa vulgaris
129 Bambu Gedang Bambusa ventricosa
130 Bambu Gombong Gigantochloa verticillata
131 Bambu Jepang Variegata Arandinaria japonica/Sasa fortunei
132 Bambu Kuning Bambusa vulgaris
133 Bambu Kuning Phyllostachys sulphurea
134 Bambu Ori Bambusa arundinacea
135 Bambu Pagar Bambusa glaucescens
136 Bambu Rejeki Dracaena
137 Bambu Suling Schizostachyum silicatum/Bambusa jacobsii
138 Bambu Tamiang Schizostachyum blumei
139 Bambu Telur Schizostachyum zollingeri
140 Bambu Wuluh Schizostachyum mosum
141 Bambu Wulung Phyllostachys puberuka
142 Bandotan Ageratum conyzoides
143 Baru Laut Thespesia populnea
144 Basia Bassia latifplia
145 Batu Chaetocarpus castaneicarpus
146 Bawang Bombay Allium cepa
147 Bawang Daun Allium fistulosum
148 Bawang Lokio Allium schoenoprasum
149 Bawang Merah Allium ascalonicum
150 Bawang Prei Allium porrum
151 Bawang Putih Allium sativum
152 Bawang-bawangan Zephyranthes spp
153 Bay Laurus nobilis
154 Bayam Amaranthus sp
155 Bayam Cabut Amaranthus tricolor
156 Bayam Duri Amaranthus spinosus
157 Bayam Eropa Spnacia oleracea
158 Bayam Kakap Amaranthus hybridus
159 Bayam Merah Celosia argentea
160 Bayam Raja Amaranthus hybridus
161 Bayam Selandia Baru Tetragonia expansa
162 Bayam Srilangka Basella alba
163 Bayas Oncosperma horidum
164 Bayur Pterospermum javanicum
165 Begonia Begonia glabra
166 Begonia Florens Begonia semperflorens
167 Belian Wangi Palaquium obovatum
168 Belimbing manis Averrhoa carambola
169 Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi
170 Belis Bellis
171 Beluchus Cratoxylon linguistrinum
172 Beluntas Pluchea indica
173 Benalu Dendrophthoe sp
174 Benalu The/The Hijau Dendrophthoe patandra
175 Benda Artocarpus elasticus
176 Bengkak Hernandia ovigera
177 Bengkirai Dryobalanops
178 Bengkuang Pachyrrhizus erosus
179 Bengle Zingiber cassummunar / Z. Montanum
180 Bengle Hantu Zingiber ottensii
181 Bentoel Daun Xanthosmoma sagittifolium
182 Benuang Duabanga molucana
183 Berangan Castanopsis inermis
184 Berangan Duri Castanopsis argentea
185 Beras Oriza sp
186 Berenuk Crescentia cujete
187 Beriang Ploiarum alterniflorum
188 Beringin Ficus benyamina
189 Beringin Karet Ficus retusa
190 Beringin Kimeng Ficus microcarpa
191 Beringin Korea Ficus coreana
192 Besi Eusideroxylon zwageri
193 Beti Ayer Flueggia virosa
194 Bidani Quisqualis indica
195 Bidara Zizypus jujuba
196 Bidara Laut Ximenia americana
197 Bidara Upas Merremia mammosa
198 Bidasari Porarna volubilis
199 Bieng-biengan Chenopodium
200 Biksa (Gelinggem) Bixa orellana
201 Binjai Mangifera caesia
202 Bintaro Cerbera manghas
203 Bintaro Codollam
204 Bira Alocasia indica
205 Birch Betula pendula
206 Bit Beta vulgaris
207 Blencong Commersonia bartramia
208 Blestru Luffa cylindrica
209 Blewah Cucumis melo var cantalupensis
210 Bligo Benincasa hispida
211 Blueberry Vaccinium spp
212 Bodi Ficus religiosa
213 Bodi Ficus rumphii
214 Bomaba Bomabaceae
215 Bombax Bombax buonopozense
216 Borage Borrago officinalis
217 Bougenville Bougenvilia spectabilis
218 Brokoli Brassica oleracea var italica
219 Bromeliad (nanas hias) Bromeliad sp
220 Bromus Bromus inermis
221 Brotowali Tinospora tuberculata
222 Bruas Garcinia celebica
223 Brucea Brucea javanica
224 Buah Ajaib Synsepalum dulcificum
225 Buah Mentega Diospyros phillippinensis
226 Buah Merah Pandanus conoideus
227 Bulan bulan Endospermum malaccense
228 Bulangan Gmelina philiappensis
229 Bunga Bangkai Amorphopalus titanum
230 Bunga Bokor Hydrangea macrophylla
231 Bunga Bugang Clerodendron calamitosum
232 Bunga Cangkak Schima wallichii
233 Bunga embun Drosera sp
234 Bunga Kertas Zinia elegan
235 Bunga Kuning Cassia surattensis
236 Bunga Kupu-Kupu Bauhinia purpurea
237 Bunga Lampion Irian Mucuna beneetti
238 Bunga Lilin Hoya carnosa
239 Bunga Matahari Helianthus anuus
240 Bunga Merak Caesalpinia pulcherrima
241 Bunga Mulut Naga Antirrhinum majus
242 Bunga Negro Sinningia speciosa
243 Bunga Pagoda Clerodendron paniculatum
244 Bunga Patma Rafflesia patma
245 Bunga Pukul Empat Mirabilis jalapa
246 Bunga Pulu (Cartamus) Carthamus tinctorius
247 Bunga Saputangan Maniltoa grandiflora
248 Bunga Sepatu Hibiscus rosa sinensis
249 Bunga Susu Ervatamia coronaria
250 Bunga Tahi Ayam Lantana tamara
251 Bunga Tahi Ayam Tagetes
252 Bunga tengah hari Pentapetes phoenicea
253 Bungur Besar Lagerstroemia indica
254 Bungur Jepang Lagerstroemia
255 Buni Antidesma bunius
256 Bunut Ficus glabela
257 Burgundi Ficus elastica
258 Buta Excoecaria agalocha
259 Butun Barringtonia asiatica
260 Buwah Susu Passiflora laurifolia
261 Buxus Buxus sempervirens
262 Cabai Capsicum annum
263 Cabai Besar Capsicum annuum var Grossum
264 Cabai Rawit Capsicum frutescens
265 Cabe Jawa Piper retrofractum
266 Cabe Puyang Polygonum hidropiper
267 Cakar Ayam Digitaria adscendens
268 Calathea (Pisang hias) Calathea sp
269 Calathea Argentea Calathea picturata
270 Calathea lurik Calathea princeps
271 Calathea Makoyama Calathea makoyama
272 Calathea Mawar Calathea rosea-picta
273 Calathea zebrina Calathea zebrina
274 Calendula Calendula officinalis
275 Calincing Oxalis corniculata
276 Calodendrum Calodendrum capanse
277 Camomille Anthemis nobilis
278 Candu Papaver semmiferum
279 Cangkring Erythrina fusca
280 Cantel Sorghum halepense
281 Capayan Desmodium umbellatum
282 Caragana Caragana arborescen
283 Caria Carya illinoinensis
284 Carissa Carissa grandiflora
285 Cartamus ( Pulu) Carthamus tinctorius
286 Cedrus Cedrus
287 Cemara angin Casuarina equisetifolia
288 Cemara Duri Juniperus rigida
289 Cemara Embun Casuarina equisetifolia
290 Cemara Kipas Casuarina equisetifolia
291 Cemara Laut Casuarina equisetifolia
292 Cemara Norfolk Araucaria heterophylla
293 Cemara Pinus Casuarina cunninghamiana
294 Cemara Pua Pua Juniperus chinensis
295 Cemara Putih Casuarina equisetifolia
296 Cemara Udang Casuarina equisetifolia
297 Cempaka putih Michelia alba
298 Cempedak Artocarpus champeden
299 Cemplok Abutilon indicum
300 Cendana Santalum album
301 Cenela Calceolaria
302 Cengkeh Eugenia aromatica
303 Centuri Centuarea
304 Ceplukan Physalis minima / Phycalis peruviana
305 Cerakin Croton triglium
306 Cerlang laut Helitiera littoralis
307 Ceroton Croton trigilum
308 Ceuri Garcinia dioica
309 Chaya Cnidoscolus aconitifolus
310 Chemperai Chemperela manillana
311 Cherry Prunus avium
312 Chesnut Castanea dentata
313 Chicorium Chicorium
314 Cincau Cycles barbata
315 Circium Circium sp
316 Coca jawa Erythroxylon nova granatense
317 Cocor Bebek Kalanchoe blossfeldiana
318 Coklat Theobroma cacao
319 Cola Cola acuminata
320 Coleus Coleus blumei
321 Columnea Columnea hirta
322 Concolida Concolida ambigua
323 Congcorang Desmodium triquetrum
324 Congkok Curculigo orchioides
325 Cordyline Cordyline sp
326 Cowehan Ottelia alismoides
327 Cryptotenia Cryptotenea canadensis
328 Cryptotenia Jepang Cryptotenea jeponica
329 Cyclamen Cyclamen
330 Dadap Erythrina
331 Dadap Merah Erythrina crista-galli
332 Dadap Serep Erythrina lithosperma
333 Dadap Varigata Erythrina variegata
334 Dahlia Dahlia pinata
335 Dalu dalu Salix tetrasperma
336 Damar Agathis alba
337 Damar Laki Araucaria canninghamii
338 Damar waja Spergula arvensis
339 Dandang Gendis Clinacanthus nutans
340 Daun ambra Pelargonium radula
341 Daun Dewa Gynura procumbens
342 Daun Kepala tupai Drynaria quersifolia
343 Daun Lilin Bauhinia scandens
344 Daun Pahit Vernonia amygdalina
345 Daun Seribu Achilea millefolium
346 Daun Setan Leucas lavandulaefolia
347 Daun Ungu Graptophylum pictum
348 Delima Punica sp
349 Delima Merah Punica nana
350 Delima Putih Punica granatum
351 Delpinium Delpinium sp
352 Dempul Glochidion rubrum
353 Dempul lelet Glochidion littoral
354 Demung Pseuderanthemum diversifolium
355 Dendranthema Dendranthema
356 Dewa Gynura segetum
357 Diaffen Amuna Diaffenbachia amoena
358 Diaffen Arvida Diaffenbachia arvida
359 Diaffen Camilla Diaffenbachia camilla
360 Diaffen Laut Diaffenbachia marianne
361 Diaffen Maculata Diaffenbachia maculata
362 Diaffen Tropis Diaffenbachia tropic show
363 Diaffenbachia (Sri Rejeki) Diaffenbachia
364 Dieng Abang Chenopodium album
365 Digitalis Digitalis purpurea
366 Dilem Coleus
367 Dracaena Dracaena sp
368 Dracaena Compacta Dracaena compacta
369 Dracaena Florida Dracaena godseffiana
370 Dracaena Fragrans (Hanjuang) Dracaena fragrans
371 Dracaena Sanderiana Dracaena sanderiana
372 Dracaena Surculosa Dracaena surculosa
373 Dracaena Warneckii Dracaena deremensis
374 Dragon Fruit Hylocereus undatus
375 Dringo Acorus calamus
376 Drosera (Bunga embun) Drosera sp
377 Duku Lansium domesticum
378 Dulang-dulang Glochidion obscurum
379 Durian Durio zibethinus
380 Durian Hutan Durio kutejensis
381 Edelweis Anaphalis sp
382 Ekor Keledai Sedum spectabile
383 Ekor Kucing Acalypha hispida
384 Ekor Kucing Typha latifolia
385 Ekor Tupai (Akalifa) Acalypha wilkesiana
386 Elder Sambucus nigra
387 Eleagnus Elaeagnus angustifolia
388 Elletaria Elletaria cardamomum
389 Enceng gondok Eichornia crassipes
390 Erbis Passiflora quandrangularis
391 Erigeron Erigeron
392 Erythrina subumbrans Erythrina subumbrans
393 Euphorbia Euphorbia
394 Eusttoma Eustoma grandiflorum
395 Fagace Fagaceae
396 Fistuca Fistuca arundinaceae
397 Flamboyan Delonix regia
398 Flax Linum usitatissimum
399 Fraxinus Fraxinus americana
400 Gadung Dioscorea composita
401 Gadung Dioscorea hispida
402 Gadung China Smilax china
403 Gaharu Aquilaria malaccensis
404 Gailardia Gaillardia
405 Galing Vitis trifolia
406 Galing Kerbau Cissus adnata
407 Galinggem (Biksa) Bixa orellana
408 Gamal Glyricidia sepium
409 Gambas Luffa acutangula
410 Gambir Uncaria gambir
411 Gamet Ipomoea pes-tigridis
412 Gandapura Gaultheria leucocarpa
413 Gandaria Bouea macrophylla
414 Gandarusa Justicia gendarussa / Gendarusa vulgaris
415 Gandasuli Hedychium coronarium
416 Gandola Basella rubra
417 Gandu Entada phaseoloides
418 Gandum Triticum aestivum
419 Gandum hitam Secale cereale
420 Ganja Cannabis sativa
421 Ganoderma Ganoderma lucidum
422 Ganyong Hutan (Kana) Canna indica
423 Ganyong-ganyongan Cordyline sp
424 Garut Marantha arundacea
425 Garut-garutan Maranta bicolor
426 Gasteria Gasteria
427 Gatep Samadera indica
428 Gayam Inocarpus edulis
429 Gayana Chloris gayana
430 Gazania Gazania
431 Gebang Curypha elata
432 Gedebong Piper aduncun
433 Gedembah Nauclea subdita
434 Gelang Laut Sesuvium portulacastrum
435 Gembili Dioscorea aculeata
436 Gembilina Gmelina
437 Genjer Limnocharis flava
438 Genjoran Digitaria sanguinalis
439 Geraniacea Geraniaceae
440 Geranium Pelargonium graviolens
441 Gerbera Gerbera jamesonii
442 Geronggang Cratoxylon arborescens
443 Gewor Commelia banghalensis
444 Gigil Dichroa febrifuga
445 Ginje menir Scoparia dulcis
446 Ginseng Korea Panax ginseng
447 Ginseng Jawa/Talesom Talinum triangulare
448 Girang Leea rubra
449 Gladiol Gladiol spp
450 Gladiol Gladiolus gandavensis
451 Glagah Saccharum officinarum
452 Gmelina Gmelina arborea
453 Gom Arab Acacia arabica
454 Gondang Ficus variegata
455 Gondorukem Colophonium sp
456 Gravillea Gravillea robusta
457 Gypsophila Gypsophila
458 Hampelas Ficus ampelas
459 Handeuleum Graptophylum pictum
460 Hanjuang Cordyline sp
461 Hanjuang Dracaena fragrans
462 Harendong Melastoma affine
463 Hareneus Rubus moluccanus
464 Haworthia Haworthia sp
465 Hazelnut Corylus americana
466 Helikonia Heliconia psittacorum
467 Henep Hibiscus canabinus
468 Hidrila Hydrila verticillata
469 Hokian Tea Eritia sp
470 Hop Humulus lupulus
471 Hordeum Hordeum vulgare
472 Horenzo Spinacea oleracea
473 Hujan Panas Breynia discigera
474 Hyacinthus Hyacinthus sp
475 Iler Coleus
476 Iles iles Amorphopalus oncophyllus
477 Iles iles Tacca palmata
478 Inai batang Lansonia inermis
479 Ingu Ruta angustifolia
480 Iris Iris germanica
481 Ivy Linaria
482 Jaba Eluisine coracana
483 Jaboticaba Myciarfa cauliflora
484 Jabung Conyza angustifolia
485 Jacaranda Jacaranda aculifolia
486 Jacquemontia tamnifolia Jacquemontia tamnifolia
487 Jagung Zea mays
488 Jahe Croton argyratus
489 Jahe Zingiber officinale
490 Jail Coix lacryma-jobi
491 Jamblang putih Eugenia cumini
492 Jambu Air Syzygium aqueum
493 Jambu Air manis Syzygium semarangense
494 Jambu arang Eugenia claviflora
495 Jambu ayer Eugenia aquea
496 Jambu Biji Psidium guajava
497 Jambu biji kecil Psidium pumilum
498 Jambu bol Syzygium malasccense
499 Jambu klampoh Eugenia densiflora
500 Jambu mawar Eugenia jambos
501 Jambu Mete Anacardium ocidentale
502 Jambu selong Eugenia javanica
503 Jambu-jambuan Myrtaceae
504 Jambul merak Jacaranda filicifolia
505 Jampang (Rumput belulang) Eleusine indica
506 Jamuju Podocarpus imbricatus
507 Jamur Bulat Calvatia gigantia
508 Jamur Champignon Agaricus bisporus
509 Jamur Enokitake Flammunila velutipes
510 Jamur Kancing Agaricus brunescens
511 Jamur Kuping Auricularia auricularia
512 Jamur Maitake Grifola frondosa
513 Jamur Matsutake Agrocybe aegerita
514 Jamur Merang Volvariella volvacea
515 Jamur Paha Ayam Coprinus comatus
516 Jamur Shiitake Lentinus edodes
517 Jamur Tiram Pleurotus ostreatus
518 Jangkang Sterculia foetida
519 Jarak China (Kepyar) Ricinus communis
520 Jarak landi Jatropa gossypifolia
521 Jarak Pagar Jatropa curcas
522 Jarak Pagar (Iri) Jatropha multifida
523 Jaranan Atropha curcas
524 Jaringan Paspalum scrobiculatum
525 Jarong Achyaranthes aspera
526 Jarongan Stachytarpheta mutabilis
527 Jaruju Argemone mexicana
528 Jarum-jarum Pavetta subvelutina
529 Jati Tectona grandis
530 Jati Belanda Guazuma ulmifolia
531 Jawawut Setaria italica
532 Jayanti Sesbania sesban
533 Jebung Sterculia urceolata
534 Jelita Corchorus capsularis
535 Jelutung Dyera costulata
536 Jengger Ayam Celosia cristata
537 Jengkol Pithecelobium jiringa
538 Jenitri Elaeocarpus oxypyrena
539 Jepun Nerium indicum
540 Jeruju Acanthus ilicifolius
541 Jeruk Citrus sp
542 Jeruk Bali Citrus x paradisi
543 Jeruk Keprok Citrus
544 Jeruk Kesturi Citrus mitis
545 Jeruk Kingkit Thriphasia aurantifolia
546 Jeruk Lemon Citrus lemon
547 Jeruk Mandarin Citrus deliciosa
548 Jeruk Manis Citrus onshiu
549 Jeruk Manis Citrus sinensis
550 Jeruk Nipis Citrus aurantifolia
551 Jeruk Purut Citrus hystrix
552 Jeruk Satsuma Citrus unshiu
553 Jeruk Siem Citrus nobilis var microcarpa
554 Jeruk Sukade Citrus medica
555 Jerukan Glycosmis cochin-chinensis
556 Jintan Carus carvi
557 Jintan Pimpinella anisum
558 Jintan Plectranthus amboinicus
559 Jintan hitam Nigella sativa
560 Jintan Putih Cuminum cyminum
561 Johar Cassia siamena
562 Jojoba Simmundsia californica
563 Jombang Cicoria
564 Jubut Melochia umbellata
565 Jukut ibun Drymaria cordata
566 Jukut Jurig Themeda arguens
567 Jukut lokot mata Artemisia vulgaris
568 Jukut Nyenyerean Sporobolus barteroanus
569 Jukut saminggu (Mondreng) Galinsoga parviflora
570 Julans Julans spp
571 Juncus Juncus
572 Jung Pandas Rhus continus
573 Jungrahab Backea frutescens
574 Jute Corchorus olitorius
575 Kaca Piring Gardenia jasminoides
576 Kacang Vigna mungo
577 Kacang (Ginjal) Mesir Lablab niger
578 Kacang Asu Calopogonium mucunoides
579 Kacang Babi Vicia faba
580 Kacang Bogor Voandzeia subterranea
581 Kacang Bulu Glycine soja
582 Kacang Buncis Phaseolus vulgaris
583 Kacang Gude Cajanus cajan
584 Kacang Hijau Phaseolus aureus
585 Kacang Hijau Vigna radiata
586 Kacang Hijau India Phaseolus mungo
587 Kacang Jeriji Dolichos lablab
588 Kacang Kapri Pisum sativum
589 Kacang Kara benguk Mucuna pruriens
590 Kacang Kara Kerupuk Dollchos lablab
591 Kacang Kara Pedang Canavalis ensiformis
592 Kacang Kate Phaseolus trilobus
593 Kacang Katropang Centrosema plumieri
594 Kacang Kayu Laut Pongamia pinnata
595 Kacang Kedelai Glycine max
596 Kacang Keker Cicer arietinum
597 Kacang Koro Phaseolus sp
598 Kacang Koro kratok Phaseolus lunatus
599 Kacang Merah Vigna umbellata
600 Kacang Panjang Vigna sinensis
601 Kacang Parang Canavalia gladiata
602 Kacang Roway Phaseolus lunatus
603 Kacang Ruji Phaseolus pubescens
604 Kacang Ruji Pueraria phaseoloides
605 Kacang Tanah Arachis hypogaea
606 Kacang Tunggak Vigna unguiculata
607 Kacang-kacangan Clitoria cajanifolia
608 Kacang-kacangan Vigna sp
609 Kadaka Asplenium nidus
610 Kadaka tanduk menjangan Asplenium sp
611 Kakao Thebroma cacao
612 Kaktus Opuntia spp
613 Kalamenjana Phalaris arundinacea
614 Kalamenta Leersia hexandra
615 Kaliandra Calliandra haematocephala
616 Kamboja Jepang Adenium obesum
617 Kamboja Putih Plumeria obtusa
618 Kamelia Camellia japonica
619 Kamper Cinnamomum camphora
620 Kana Canna edulis
621 Kana (Ganyong hutan) Canna indica
622 Kana Air Thalia dealbata
623 Kandis Garcinia dioica
624 Kandis Burung Garcinia parvifolia
625 Kandis Gajah Garcinia griffithii
626 Kangkung Ipomoea aquatica
627 Kanitu Chrysophyllum cainito
628 Kantan Alkpinia speciosa
629 Kantil Michelia champaca
630 Kantung Rezeki Dischidia pectinoides
631 Kantung Semar Nephentes sp
632 Kantung Semar Raflesia Nephentes raflesia
633 Kantung Semar Reinwart Nephentes reinwart
634 Kapalan Hoya latifolia
635 Kapas Gossypium hirsutum
636 Kapas-kapasan Malva
637 Kapuk Randu Ceiba petandra
638 Kapulaga Amomum cardamomum
639 Kapulaga Sabrang Elettaria cardomomum
640 Kapulasan Nephelium mutabile
641 Kapundung Baccaurca racemosa
642 Kapur Dryobalanops camphora
643 Kapur Barus Cinnamomum camphora
644 Karandan Carissa carandas
645 Karet Havea brasiliensis
646 Karet India Ficus elastica
647 Karet Kebo Ficus elastica
648 Karuk Piper sarmentosum
649 Kasia Cassia multijuga
650 Kasingsat Cassia occidentalis
651 Kaso Saccharum spontaneum
652 Kastuba Euphorbia pulcherima
653 Kasturi Abelmoschus moschatus
654 Katimaga Kleinhovia hospita
655 Katuk Sauropus androginus
656 Katumbul Glochidion molle
657 Katumpangan Pilea microphyla
658 Katuri Garcinia bancana
659 Kawista Feroniella elephantum
660 Kawista Scinus molle
661 Kayu Apu Pistia stratiotes
662 Kayu Hurip Euphorbia tirucali
663 Kayu Jaran Dolichandrone spathacea
664 Kayu Kancil Anisophyllea disticha
665 Kayu Manis Cinnamomum burmani
666 Kayu Manis Cinnamomum verum
667 Kayu Manis Cinnamomum zaylanicum
668 Kayu Manis Glycynnhiza glabra
669 Kayu Palembang Lannea grandis
670 Kayu Penawar Sophora tomentosa
671 Kayu Putih Eucalyptus globulus
672 Kayu Putih Melaleuca leucadendron
673 Kayu Rah Horsfieldia irya
674 Kayu Raja (Trangguli) Cassia fistula
675 Kayu Rapet Parameria laervigata
676 Kayu Santan Kibatalia arborea
677 Kayu Simpai Knema intermedia
678 Kayu Tahi Celtis wightii
679 Kayu Ujan Millettia atropurpurea
680 Kayu Ules Helicteres isora
681 Kayumanis Cina Cinnamomum cassia
682 Keben Barringtonia asiatica
683 Kecapi Sandoricum kcetjapie
684 Kecipir Psophocarpus tetragonolobus
685 Kecombrang / Honje Nicolaia speciosa
686 Kecombrangan Pittosporum ferrugneum
687 Kecondang Tacca leontopetaloides
688 Kecubung Datura metel
689 Kedawung Parkia roxburghii
690 Kedondong Spandias mombin
691 Kedondong Spandias pinnata
692 Kedondong Bangkok Spondias dulcis
693 Kedondong Cina Spondias purpurea
694 Kedondong laut Polyscias fruticosa
695 Kejibeling Sericocalyx crispus
696 Keladi Caladium sp
697 Kelapa Cocos nucifera
698 Kelapa Sawit Elaeis guineensis
699 Kelempayang Nauclea cadamba
700 Kelor Moringa oleifera
701 Kemangi Ocimum basilicum
702 Kemangi Besar Ocimum gratissimum
703 Kemenyan Styrax officinalis
704 Kemiren Hernandia peltata
705 Kemiri Aleurites moluccana
706 Kemiri Cina Aleurites trisperma
707 Kemloko Phyllanthus emblica
708 Kemukus Piper cubeba
709 Kemuning Murraya paniculata
710 Kenaf Hibiscus cannabinus
711 Kenanga Canangium odoratum
712 Kenari Canarium commune / C. Avenue
713 Kencur Kaempferia galanga
714 Kendal Cordia dichotoma
715 Kenikir Cosmos caudatus
716 Kenikir Tagetes patula
717 Kentang Solanum tuberosum
718 Kentang Jawa Coleus tuberosus
719 Kepel Stelechocarpus burahol
720 Kepuh Sterculiafoetida
721 Keranji Dialium indum
722 Kesambi Scheichera oleosa
723 Kesambi Scheichera trijuga
724 Kesemek Diospyros kaki
725 Kesemek Diospyros lotus
726 Ketapang Terminalia catapa
727 Ketepeng Cassia alata
728 Ketepeng Kebo Cassia
729 Ketiau Madhuca mottleyana
730 Ketul (Ambong-ambong) Bidens pilosa
731 Ketumbar Coriandrum sativum
732 Ketumbar Jawa Eryngium foetidum
733 Ki pait Tithonia diversifolia
734 Ki payung Biophytum sensitivum
735 Ki semir Hura crepitans
736 Kibesin Centrosema pubescens
737 Kina Cinchona pubeschens
738 Kismis Muehlenbeckia platyclada
739 Kiwi Actinidia chinensis
740 Klembak Rheum sp
741 Klengkeng Nephelium longanum / Dimocarpus longan
742 Kol Banda Pisonia alba
743 Kol rabi Brassica napus
744 Kola Cola nitida
745 Kolesom Talinum paniculatum
746 Kolokasia Colocasia sp
747 Komfrey Symphytum officinale
748 Komoi Diospyros malabarica
749 Kongea Congea velutina
750 Koo Chai Allium tuberosum
751 Kopi Coffea
752 Kopi Arabica Coffea arabica
753 Kopi Hutan Fagraea racenosa
754 Kopi Hutan Foffea malayana
755 Kopi Utan Canthium dicoccum
756 Kosar Artocarpus rigida
757 Kotek Cassia grandis
758 Kremah Alternanthera sessilis
759 Krisan Chrysanthemum morifolium
760 Krokot Alternanthera ficoidea
761 Krokot Portulaca oleracea
762 Kroton Codiaeum variegatum
763 Kroton Croton liglium
764 Kubis Brassica oleraceae
765 Kubis Bunga Brassica oleracea var botrys
766 Kubis Krop Brassica oleracea var capitata
767 Kucai Allium odorum
768 Kukurang Picria fel-terrae
769 Kukuron Gynotroches axillaris
770 Kumis Kucing Orthosiphon aristatus
771 Kumis Kucing Orthosiphon stamineus
772 Kumkwat Eugenia dombeyi
773 Kumuning gajah Murraya calocylon
774 Kunci Pepet Kaempferia angustifolia
775 Kunyit Curcuma domestica
776 Kupa Syzygium polycephalim
777 Kuping Gajah (Anthurium) Anthurium crystallinum
778 Kuping Macan Sacifraga sarmentosa
779 Kupu putih Syngonium
780 Kurma Phoenix dactylifera
781 Kurma canary Phoenix canariensis
782 Kursani Vernonia anthelmintica
783 Kutum Mitragyna speciosa
784 Kwini Mangifera odorata
785 Labu Cucurbita spp
786 Labu Botol Lagenaria vulgaris
787 Labu Jepang Cucurbita moschatta
788 Labu Kuning Cucurbita pepo
789 Labu Manis Cucurbita pepo
790 Labu Merah Cucurbita moschata
791 Labu Putih Lagenaria leucantha
792 Labu Siam Sechium edule
793 Labu Sucini Cucurbita pepo
794 Lada Piper nigrum
795 Lada Panjang Piper retrofractum
796 Lampenas Lactuca indica
797 Lamtoro Gung Leucaena leucephala
798 Langkap Arenga obtusifolia
799 Langkuwas Malaka Alpinia malaccensis
800 Lantana Lantana camara
801 Lateng Ocimum sanctum
802 Lathyrus Lathyrus sativus
803 Lavender Lavandula angustifolia
804 Lawang Cinnamomum culilawan
805 Leci Nephelium litchi / Lichi chinensis
806 Legatan Spilanthes iabadicensis
807 Legundi Vitex trifoliata
808 Lelet Helicteres hirsuta
809 Lemo Litsea cubeba
810 Lempuyang Zingiber aromaticum
811 Lempuyang Zingiber zerumbet
812 Lengkuas Languas galanga
813 Lentil Cullinaris
814 Lepidium Lepidium sp
815 Lerak Sapindus rarak
816 Lidah Ayam Rubia cordifolia
817 Lidah Buaya Aloe vera
818 Lily Homerocallis sp
819 Lily Kradelbut Rhoeo
820 Lily Paris Chlorophytum
821 Limau Kasturi Citrus microcarpa
822 Lintahan Desmodium
823 Lobak Raphanus sativus
824 Lobi-lobi Palaquium lobbianum
825 Lokwat Eriobotryya japonico
826 Lonicera Lonicera tatarica
827 Lontar Borassus flabelifer
828 Lotus Nelumbo pentapetala
829 Lowa Ficus racemosa
830 Lupin Lupinus
831 Luwing Ficus hispida
832 Lycium Lycium
833 Lythrum salicaria Lythrum salicaria
834 Macrotylama Macrotyloma
835 Mahang Macaranga javanica
836 Mahoni Swietenia mahagoni
837 Maja Aegle marmelos
838 Maja Keling Terminalia citrina
839 Majakane Quercus lusitanica
840 Makadamia Macadamia antegrofolia
841 Malela Brachiaria sp
842 Malpighia Malpighia punicifolia
843 Maman Cleome speciosa
844 Mangga Mangifera indica
845 Manggis Garcinia mangostama
846 Mangkokan Nothopanax scutellarium
847 Manis Jangan Cinnamomum burmani
848 Mara Macaranga tanarius
849 Maranta (Garut hias) Maranta
850 Maranta Merah Maranta leuconeura
851 Markisa (Buah monyet) Passiflora edulis
852 Markisa Pisang Passiflora mollissima
853 Markisa Sayur Passiflora quadrangularis
854 Mata ayam Baccaurea brevipes
855 Mata Pelanduk Ardisia irenata
856 Mawar Rosa sp
857 Maya-maya Sapium baccatum
858 Mayang Batu Madhuca cuneata
859 Mayang Wangi Palaquium obovatum
860 Medang Kurusi Gironniera parviifolia
861 Medinilla Medinilla magnifica
862 Melati Jasminum sambac
863 Melati Carolina Gelsemium sempervirens
864 Melinjo Gnetum gnemon
865 Melon Cucumis melo
866 Melur Dacrydium elatum
867 Mempelam Mangifera indica
868 Menarong Trema virgata
869 Mengkelingan Eugenia cymosa
870 Mengkudu Morinda citrifolia
871 Meniran Phyllanthus niruri
872 Mentalun Terminalia pyrifolia
873 Mentimun Cucumis sativus
874 Mentimun Jepang Cucumis sativus var Japonese
875 Mentol Mentha piperita
876 Meranti Shorea sp
877 Merbau Intsia amboinensis
878 Merliman Streblus ilicifollus
879 Mesoyi Massoia aromatica
880 Meyong Mallotus philippinensis
881 Mimba Azadirachta indica
882 Mindi Melia azedarach
883 Mint Mentha piperita
884 Miracle Synsepalum dulcificum
885 Mirten Malphigia coccifera
886 Mitshuba Oenanthe linearis
887 Miyana Iresine
888 Mochie Adenium sp
889 Mondreng (Jukut saminggu) Galinsoga parviflora
890 Monstera Monstera deliciosa
891 Mosaik Fittonia
892 Mundar Garcinia forbesii
893 Mundu Garcinia dulcis
894 Murbei Morus alba
895 Mussaenda Mussaenda phillipica
896 Mutoh Erythroxylon cuneatum
897 Myoporum Myoporum
898 Myosotis Myosotis
899 Myrrha Commiphora mirrha
900 Nagasari Mesua nagassarium
901 Namnam Nephelium sp
902 Nampis (Kampis) Hernandia peltata
903 Nanas Ananas comosus
904 Nanas Aechmae Aechmae
905 Nanas Buah Ananas comosus
906 Nanas Kuku jari merah Noeregelia spectabilis
907 Nanas Kuning Cryptanthus bivittatus
908 Nanas Lurik Cryptanthus zonatus
909 Nanas Merah Cryptanthus acaulis
910 Nanas Nerogelia Neoregelia
911 Nanas Tricolour Cryptanthus bromeliodes
912 Nanas Vriesea Vriesea
913 Nanas Wangi Salvia
914 Nanas zebra Cryptanthus zonatus zebrinus
915 Nandina Nandina domestica
916 Nandina Nicandra physalodes
917 Nangka Artocarpus heterophyllus
918 Nenas Belanda Agave cantala
919 Nila Indigofera hendecaphylla
920 Nilam Pogostemon cablin
921 Nilam Aceh Pogostemon cablin
922 Nilam Bunga Pogostemon heyncanus
923 Nilam Jawa Pogostemon hortensis
924 Nipah Nipa fruticans
925 Nolina Beaucarnea recurvata
926 Nona Annona reticulata
927 Nona Annona sp
928 Nona Makan Sirih Clerodendron thomsonae
929 Nona Sabrang Annona glabra
930 Nusa Indah (Musaenda) Mussaenda phillipica
931 Nyamplung Callophyllum inophyllum
932 Nyiur Lodoicea maldivica
933 Oat Avena sativa
934 Okra Abelmoschus esculenthus
935 Oleaceae Oleaceae
936 Opiopogon Ophiopogon japonicus
937 Orang-aring Maoutia diversifolia
938 Orok orok Crotalaria
939 Orok-orok Crotalaria ferruginea
940 Oyod Peron Anamirta coculus
941 Pacar air Impatiens balsamina
942 Pacar Air Impatients walleriana
943 Pacar Cina Aglaia odorata
944 Pacar Jawa Lawsonia inermis
945 Pace Bancudus latifolia
946 Pachira Pachira aquatica
947 Padi Oryza sativa
948 Padi Ketan Oryza glutinosa
949 Padi-padian Serealea
950 Pagagan Centella asiatica
951 Pakis haji Cycas rumphii
952 Pakis Rawa Ceratoptaris thalictroides
953 Paku bening Lindsaea scandens
954 Paku Ekor Kuda Equisetum hyemale
955 Paku Pakis Kelabang Nephrolepis exaltata
956 Paku Sarang burung Asplenium nidus
957 Pala Myristica fragrans
958 Palasa Butea monosperma
959 Palem Ekor ikan Caryota
960 Palem Gebang Corypha spp
961 Palem Janggut Coccothrinax crintia
962 Palem Jepang Ptychosperma macarthurii
963 Palem Kipas Livistona chinensis
964 Palem Kuning Chrysalidocarpus
965 Palem Loreng Licuala mattanensis
966 Palem Merah Cyrtostachys lakka
967 Palem Parlor (salon) Chamaedorea elegans
968 Palem Phoenix Phoenix
969 Palem Senegal Phoenix reclimata
970 Palem Weregu Rhapis excelsa
971 Palma Palmae
972 Palungpung Phragmites karka
973 Pancar Antiaris toxicaria
974 Pandan Pandanus
975 Pandan Bali Dracaena draco
976 Pandan Pudak Pandanus tectorius
977 Pandan Wangi Pandanus amaryllfolium
978 Panili Vanilla planifolia
979 Paprika Capsicum annuum var Grossum
980 Pare Momordica charantia
981 Pare Ular Trichosanthes cucumerina
982 Pare welut Trichosanthes anguina
983 Parsley (Peterseli) Petroselinum sativum
984 Parsnip Pastinaca sativa
985 Parthenocissus Parthenocissus spp
986 Pasak Bumi Eurycoma longifolia
987 Pasang Iyang Quercus conocarpa
988 Pasang Simpenu Quercus cyclophora
989 Pasilan Kalapa Drynaria rigidula
990 Pathenium argentatum Parthenium argentatum
991 Patikan Kebo Euphorbia hirta
992 Pecan Corya illinoensis
993 Pecut Kuda Stachitarpheta indica
994 Pedilantus Pedilanthus
995 Pelargoni Pelargonum domesticum
996 Pelong Pentaspadon officinalis
997 Pena Nagasari Mesua ferea
998 Pepaya Carica papaya
999 Peperomia Peperomia obtusifolia
1000 Peperomia ekor tikus Peperomia elusiaefolia
1001 Perilla Perilla frutescens
1002 Permot Passiflora foetida
1003 Persik Prunus persica
1004 Petai Parkia speciosa
1005 Petai Cina Leucaena leucephala
1006 Peterseli Petroselinum crispum
1007 Petsai Brassica chinensis
1008 Petunia Petunia hybrid
1009 Phelum Phelum pratense
1010 Philadelphus Philadelphus
1011 Philo Daun Belah (Monesterea) Monstera deliciosa
1012 Philo Daun Bolong Monstera obliqua expilata
1013 Philo Lynette Philodendron lynette
1014 Philo Redwing Philodendron sp
1015 Philodendron Phoilodendron sp
1016 Philodendron Rubrum Philodendron rubrum
1017 Phlox Phlox sp
1018 Picisan Cyclophorus numularifolius
1019 Pilea Pilea sp
1020 Pilin Cassia nodosa
1021 Pinang Areca catechu
1022 Pinang Hutan Areca macrocalyx
1023 Pinang Punai Elaeocarpus petiolatus
1024 Pinang Raja Crytostachys lakka
1025 Pinus Casuarina equisetifolia / Pinus longaeva/Pinus mercusii
1026 Pir Pyrus communis
1027 Piretrum Chrysanthemum cinerariaefolium
1028 Pisang Musa paradisiaca
1029 Pisang Musa spp
1030 Pisang Badak Musa nana
1031 Pisang Kapok Musa x paradisiaca
1032 Pisang Kipas Ravenala madagascariensis
1033 Pisang Serat Musa textilis
1034 Pisang Utan Musa acuminta
1035 Pistachio Pistacia vera
1036 Pittosporum Pittosporum
1037 Plam Prunus domesticum
1038 Plantago Plantago sp
1039 Platycladus orientalis Platycladus orientalis
1040 Plumbago Plumbago
1041 Poa Poa prasentis
1042 Pohon Bulan Endospermum malaccense
1043 Pohon Kasuwari Casuarina nodiflora
1044 Pohon Kupu kupu Bauhinia acuminata
1045 Pohon kupu-kupu Bauhinia
1046 Pokak Solanum torvum
1047 Poko Mentha arvensis
1048 Poko Mentha spicata
1049 Poncosudo Jasminum multiflorum
1050 Populus Populus
1051 Portulaka Portulaca grandiflora
1052 Prambos Rubus spp
1053 Prasman Eupatorium triplinerve
1054 Primula Primula obconica
1055 Pring-pringan Pogonantherum paniceum
1056 Procopis Procopis juliflora
1057 Pronojiwo Euchresta horsfieldii
1058 Prosopis Procopis chilensis
1059 Pseudotsuga Pseudotsuga menziesii
1060 Pudu Artocarpus kemando
1061 Pulasan Nephelium lappaceum
1062 Pule Alstonia scholaris
1063 Pule Pandak Rawvolfia serpentina
1064 Pulosari Alyxia stellata
1065 Pulus Laportea stimulans
1066 Puring Codiaeum
1067 Puring Codiaeum variegatum
1068 Purwoceng Pimpinella alpina
1069 Putri Malu Mimosa
1070 Putri Malu Mimosa pudica
1071 Pyracantha Pyracantha coccinea
1072 Pyrethrum Pyrethrum spp
1073 Raflesia Rafflesia arnoldi
1074 Rambutan Nephelium lappaceum
1075 Rami Boehmeria nivea
1076 Randa Randia macrophylla
1077 Randu Ceiba petandra
1078 Randu alas Bombaxma labaricum
1079 Ranti Solanum nigrum
1080 Rape Brassica napus var. napus
1081 Rasamala Altingia exelsa Norona
1082 Rebah Bangun Mimosa invisa
1083 Remek Daging Hemigraphis alternata
1084 Renghas Gluta renghas
1085 Resam lumut Cheilantes tennisfolia
1086 Rhododendron Rohododendron
1087 Rhynchelytrum rapens Rhynchelytrum rapens
1088 Ribes Ribes
1089 Rollinia mucosa Rollinia mucosa
1090 Rosela Hibiscus sabdariffa
1091 Rotan Irit Calamus trachycoleus
1092 Rotan Lilin Calamus javensis
1093 Rotan Manan Calamus manan
1094 Rotan Sega Calamus caesius
1095 Rotan Tikus Plectocomia elongata
1096 Rubi Rubiaceae
1097 Rubra Cordyline sp
1098 Rudbeckia laciniata Rudbeckia laciniata
1099 Rukem Flacourtia indica
1100 Ruku-ruku Ocimum sanctum
1101 Rumbia Metreoxylon rumphii
1102 Rumbut Balungan Panicum repens
1103 Rumput air Poa annua
1104 Rumput Angin Spinifex littoreus
1105 Rumput Asinan Paspalum vaginatum
1106 Rumput Australi Paspalum dilatatum
1107 Rumput Babi Leptaspis urceolata
1108 Rumput Bajra Pennisetum glaucum
1109 Rumput Bajra Pennisetum purpureum
1110 Rumput Bebek Echinochloa sp
1111 Rumput Belang Zebrina pendula
1112 Rumput Belulang (Jampang) Eleusine indica
1113 Rumput Benggala Panicum maximum
1114 Rumput Bulu Merak Schizaea dichotoma
1115 Rumput Dum Diaffenbachia
1116 Rumput Gajah Penisetum purpureum
1117 Rumput Grinting Cynodon dactylon
1118 Rumput Jampang Artocarpus elasticus
1119 Rumput Jampang Digitaria sp
1120 Rumput Jarum Chrysopogon aciculata
1121 Rumput Jejarongan Chloris barbata
1122 Rumput Kerbau Paspalaum conyugatum
1123 Rumput Laut gracilaria sp
1124 Rumput Malela (Malela) Brachiaria sp
1125 Rumput Mutiara Hedyotis corymbosa
1126 Rumput Natal Rhynchelytrum roseum
1127 Rumput Pait Axonopus compresus
1128 Rumput Panicum Panicum maximum
1129 Rumput Paspalum Paspalum
1130 Rumput Payung Cyperus papyrus
1131 Rumput Peking Zuysia matrela
1132 Rumput Pelargoni (Pelargoni) Pelargonium
1133 Ruta Ruta graviolens
1134 Sadu Melia indica
1135 Saga Hutan Adenanthera microsperma
1136 Saga Manis Abrus precatorius
1137 Sagu Metroxylon sago
1138 Salada Air Nasturtium officinale
1139 Salak Salacca edulis
1140 Salam Eugenia aperculata
1141 Salamandar Grevillea robusta
1142 Salangi Samadera indica
1143 Salix Salix sp
1144 Sambiloto Andrographis paniculata
1145 San chang Dillenia Pentagyna
1146 Sancang Phemna microphylia
1147 Sangitan Sambucus javanica
1148 Sangket Basilicum polystachyon
1149 Sangketan Heliotropium indicum
1150 Sangkir Homonoia riparia
1151 Sansevieria Lidah mertua Sansevieria trifasciata
1152 Sansevieria Silindris Sansevieria cylindrica
1153 Santigi Phempis acidula
1154 Sapratu Sindora sumatrana
1155 Saraka Saraca indica
1156 Sarang Semut Myrmecodia sp
1157 Sarang Semut Irian Myrmecodia tuberosa
1158 Saray Caryota mitis
1159 Sawi Hijau Brassica campestris
1160 Sawi Putih Brassica juncea
1161 Sawi Tanah Nasturtium indicum
1162 Sawo Zapota
1163 Sawo Duren Crateva religiosa
1164 Sawo hijau Chrysophyllum
1165 Sawo Kecik Manilkara kauki/ M. Achras
1166 Sawo Malaysia Achras zapota
1167 Sawo Manila Achras zapota var depressa
1168 Sawo Putih Pulu Pisonia sylvestris
1169 Scabiosa Scabiosa atropurpurea
1170 Sciadopitys Sciadopitys verticillata
1171 Scorzonera hispanica Scorzonera hispanica
1172 Secang Caesalpinia sappan
1173 Sedap Malam Polianthes tuberose
1174 Sedum Sedum morgalnianum
1175 Selada Lactuca sativa
1176 Selada Air Pistia stratiotes
1177 Selar makan Guettarda speciosa
1178 Selasihan Cinnamomum parthenoxylon
1179 Seledri Apium graviolens
1180 Semanggi Hydrocotyle sibthorpioides
1181 Semangka Citrulus vulgaris
1182 Sembukan Paedaria foetida
1183 Sembung Blumea balsamifera
1184 Sembung Gilang Vernonia arborea
1185 Seminai Madhuca utilis
1186 Sempur Dillenia exelsa
1187 Sempur Cai Dillenia indica
1188 Sena Cassia angustifolia
1189 Sendokan Palntago mayor
1190 Sendudok Melastoma malabathricum
1191 Senecio Senecio cruentus
1192 Senggugu Clerodendron serratum
1193 Sengon Buto Enterolobium cyclocarpum
1194 Sengon Laut Albizia falcataria
1195 Senkam Glochideon laevigatum
1196 Sente Alocasia macrorhiza
1197 Sequen Sequoia sempervirens
1198 Serai Wangi Cymbopogon citratus
1199 Serei Cymbopogon nardus
1200 Serisa Serissa foetida
1201 Seruni Chrysanthemum indicum
1202 Serut Streblus asper
1203 Sesudu Euphorbia antiquorum
1204 Seteria Seteria qlaucea
1205 Sidaguri Sida rhombifolia / S retusa
1206 Sikas Cycas revoluta
1207 Simambu Calamus scipionum
1208 Simbar Menjangan Platicerium sp
1209 Sinapsis Sinapsis alba
1210 Sindur Sindora javanica
1211 Singkong Karet Manihot glaziovii
1212 Sireh Ayer Piper miniatum
1213 Sirih Piper Betle
1214 Sirih Belanda Scindapsus
1215 Sirih merah Piper crocatum
1216 Sirsak Annona muricata
1217 Sisal Agave sisalana
1218 Sisik Betok Desmodium triflorum
1219 Sisik Naga Drymoglosum piloselloides
1220 Siur Xanthophyllum lanceatum
1221 Skila Scilla
1222 Slada Air Rorripa nasturtium
1223 Soga Pettophorum inerme
1224 Soka Ixora paludosa
1225 Solidago Solidago canadanensis
1226 Song of India Pleomele
1227 Sono Dalbergia latifolia
1228 Sono Keling Dalbergia pinnata
1229 Sorbus Sorbus americana
1230 Sorgum Sorgum bicolor
1231 Sorgum Sorgum halepense
1232 Sosor Bebek Kalanchoe pinnata
1233 Spartium junceum Spartium junceum
1234 Spathiphyllum Spathiphylum sp
1235 Spinacia oleracea Spinacia oleracea
1236 Spiraeae Spiraeae vanhouttei
1237 Sri Rejeki Diaffenbachia
1238 Srigading Nyctanthes arbor-tristis
1239 Srikaya Annona squamosa
1240 Srikaya Australia Anonna atemoya
1241 Srikonta Acacia farnesiana
1242 Stapelia Stapelia
1243 Stefanot Putih Stephanotis floribunda
1244 Stroberi Fragaria vesca
1245 Subeng-subeng Scaevolia frutescens
1246 Suji Pleomele angustifolia
1247 Sukun Artocarpus communis
1248 Sumatera Sentul Enhalus acoroides
1249 Sungsang Gloriosa superba
1250 Suplir Adiatum sp
1251 Suren Toona sureni
1252 Surveg Amorphopalus bulbifer
1253 Suweg Amorphopalus companulatus
1254 Taban Baccaurea reticulata
1255 Tabat Barita Ficus deltoidea
1256 Tagetes (telekan) Tagetes erecta
1257 Talas Colocasia esculenta
1258 Tali Kuning Arcangelisca flava
1259 Tali Putri Cassytha filiformis
1260 Talok Muntingia calabura
1261 Tampang Artocarpus bornensis
1262 Tangkalak Litsea sebifera
1263 Tangkalak terindak Isoptera borneensis
1264 Tanglin Saraca thaipingensis
1265 Tanjung Mimosops elengi
1266 Tapak Dara Vinca rosea
1267 Tapak Hantu Trevesia chelrantha
1268 Tapak Liman Elephantopus scaber
1269 Tarum Indigofera suffruticosa
1270 Tebu Saccharum officinale
1271 Teh Camellia sinensis
1272 Teh Kembang Matricaria Chamomilla
1273 Teki Cyperus roduntus
1274 Teki Laut Cyperus longus
1275 Tekik Albizzia lebbeck
1276 Telang Clitoria ternatea
1277 Telekan (tagetes) Tagetes patula
1278 Tembakau Nicotiana tabacum
1279 Tempayang Firmiana affinis
1280 Tempuyung Sonchus arvensis
1281 Temu Giring Curcuma heyneanae
1282 Temu Hitam Curcuma aeruginosa
1283 Temu Kunci Boesenbergia pandurata
1284 Temu Lawak Curcuma xanthorrhizae
1285 Temu Putih Kaempferia rotundra
1286 Tengkawang tungkil Shorea stenoptera
1287 Teratai Neliumbium nucifera
1288 Teratai Gunung Gunnera macrophylla
1289 Teratai Raksasa Victoria amazonia
1290 Terebak Rhinacanthus nasutus
1291 Terong Solanum melongenae
1292 Terong kuning Solanum quitoense
1293 Terung Belanda Cyphomandra betacea
1294 Terung Cina Solanum macrocarpon
1295 Terung Jepang Solanum melongena var Esculentum
1296 Terung Susu Solanum mammosum
1297 Thyme Thymus vulgaris
1298 Timun Tahil Randia spinosa
1299 Tomat Lycopersicon esculentum
1300 Tongkeng Telosma cordata
1301 Trangguli (Kayu Raja) Cassia fistula
1302 Trembesi Samanea saman
1303 Trengguli Cassia javanica
1304 Trenggulum Protium javanicum
1305 Tuba Derris eliptica
1306 Tulip Spathodea campanulata
1307 Turi Sesbania grandiflora
1308 Turnip Brassica rapa
1309 Ubi Jalar Ipomoea batata
1310 Ubi Kayu Manihot esculenta
1311 Ubi Kayu Manihot utilisima
1312 Ubi kelapa Dioscorea alata
1313 Urang-aring Eclipta alba
1314 Violet Violces
1315 Violet (Bunga) Viola odorata
1316 Walisongo Schefflera actinophylla
1317 Walisongo varigata Schefflera variegata
1318 Walnut Juglans
1319 Walnut Aquatica Juglans aquatica
1320 Walnut Cinerea Juglans cinerea
1321 Walnut Hitam Juglans nigra
1322 Walnut Inggris Juglans regia
1323 Walnut Mayor Juglans major
1324 Wareng Gmelina elliptica
1325 Waru Hibiscus tiliaceus
1326 Waru landak Hibiscus mutabilis
1327 Wewean Monochoria hastata
1328 White Walnut Juglans cinerea
1329 Widuri Calotropis gigantea
1330 Wijayakusuma Epiphyllum oxypetalum
1331 Wijen Sesamum indicum
1332 Wortel Daucus carota
1333 Yakon Smallanthus sonchifolius
1334 Yuka Yucca aloifolia
1335 Zaitun Olea europea
1336 Zebrina Zebrina pendula / Cyanotis